Headlines News :

sponsor

Topics :
Powered by Blogger.
Menu :

TRANSLATE

Badai salju landa Boston dan New England

Badai salju landa Boston dan New England

Badai musim dingin dini memporakporandakan wilayah yang sudah tertimpa badai Sandy di Oceanpoint, New Jersey dalam foto handout Palang Merah AS diambil Rabu (7/11). Badai tersebut menurunkan salju, hujan dan angin kencang menuju timur laut AS, membuat penduduk dari wilayah paling padat di AS kembali mengalami kegelapan sesaat setelah pulih dari badai super Sandy. (REUTERS/Les Stone/American Red Cross/Handout )

Boston/New York (ANTARA News) - Badai salju kuat melanda Boston dan kawasan-kawasan sekitar New England Selasa, menyebabkan sekitar 4,5 juta orang berkutat dengan salju setebal tiga kaki dan banjir di pesisir tetapi mengecualikan warga New York City yang telah memperkuat diri menghadapi cuaca buruk besar.

Salju diprediksi akan turun hingga Rabu pagi di bagian timur New England, barangkali akan tercatat terberat di Boston. Di Bandar Udara Internasional Logan, salju setebal 23,3 inci (59,2 sentimeter) di landasan malam hari dan angin bertiup kuat.

"Salju setebal empat, lima dan enam kaki di beberapa tempat," kata Gubernur Massachusetts Charlie Baker. "Ini badai paling besar bagi sebagian besar Massachusetts."

Larangan perjalanan di seluruh pelosok negara bagian dijadwalkan dicabut tengah malam tetapi warga Massachusetts didesak menghindari jalan bersalju tebal jika memungkinkan.

Kereta-kereta api, bus dan kereta bawah tanah di Boston dijadwalkan beroperasi normal Rabu tetapi penangguhan diramalkan bagi alat transportasi pagi hari.

Pulau wisata Nantucket khususnya terkena dampak paling parah karena sebagian rumah dan bisnis tak mendapat pasokan arus listrik, kata gubernur itu.

Banjir es menutup kawasan kota pulau itu, sejumlah jalan ditutup dan layanan dengan feri dan pesawat terbang dibatalkan, menurut laporan-laporan media lokal.

Banjir akibat badai di pesisir juga melanda kawasan-kawasan rendah di bagian selatan Boston.

Gelombang tinggi merusak penghalang di Marshfield, sekitar 50 kilometer selatan Boston. Polisi mengatakan banyak rumah rusak dan para penghuninya diminta mengungsi.

Denise Gorham, 57 tahun, mengatakan ia menyaksikan penutup pintu dari kayu dan jendela alat pengatur suhu terapung di air yang mengepung rumahnya setelah bencana itu.

"Menakutkan. Saya sudah tinggal di sini selama 12 tahun dan kami terbiasa dengan tiap badai. Banjir seperti samudera di jalan raya," kata Gorham, seorang penulis, yang berusaha membuat hangat ruangnya dengan perapian setelah listrik padam.

Ke sebelah selatan, New York, New Jersey dan Connecticut lolos dari badai terburuk kendati para petugas dan pakar meteorologi memprediksi badai buruk bisa datang.

Larangan-larangan perjalanan di negara-negara bagian tersebut dicabut, dan sistem kereta api bawah tanah di New York City telah dimulai kembali setelah ditutup selama 10 jam.

Sumber Berita : http://www.antaranews.com/berita/476735/badai-salju-landa-boston-dan-new-england

COPYRIGHT © ANTARA 2015

Misteri di Balik Air Zam-zam yang Tak Pernah Habis

Misteri di Balik Air Zam-zam yang Tak Pernah Habis

Air zam-zam memiliki banyak keajaiban yang tidak terduga.

Oleh : Dian Lestari Ningsih, arisfourtofour

Air zam-zam yang tak pernah habis. (http://www.kumpulanmisteri.com)

VIVA.co.id - Air zam-zam adalah sumber mata air yang paling aneh dan unik di dunia. Pasalnya sejak dulu air tersebut tidak pernah habis. Walaupun memasuki musim haji di mana jutaan orang mengambil air tersebut, sumber air tersebut tidak pernah kering sekalipun.

Selain itu, air zam-zam juga memiliki banyak keajaiban. Tentu kita merasa penasaran dengan hal tersebut. Berapa banyak air yang dikuras setiap kali musim haji? Jamaah haji yang datang dari seluruh belahan dunia setiap musim haji, umumnya berjumlah sekitar 2 juta jamaah.

Semua jamaah mendapatkan 5 liter air zam zam saat pulang ke tempat asalnya. Jika 2 juta orang pulang dengan masing-masing 5 liter air zam-zam ke negaranya, setidaknya sudah 10 juta liter air yang diambil. Ini belum termasuk kebutuhan konsumsi para jamaah haji yang berada di sana selama 25 hari, di mana tiap orang menghabiskan setidaknya 1 liter air sehari. Jadi totalnya sudah mencapai 50 juta liter.

Mengapa Air Zam Zam Selalu Melimpah?

Seorang doktor asal Mesir pada tahun 1971 mengatakan pada Pers Eropa bahwa air zam zam tidak sehat untuk dikonsumsi. Dasar asumsinya adalah karena kota Mekah berada di bawah garis laut. Menurut dokter Mesir tersebut, air zam zam berasal dari air sisa atau limbah warga kota Mekah yang meresap dan mengendap yang kemudian terbawa bersama dengan air hujan setelah itu keluar di sumur zam zam.

Akhirnya, berita itu sampai ke Raja Faisal. Raja pun mengutus Menteri Pertanian dan Sumber Air agar menyelidiki masalah tersebut. Raja pun kemudian mengirim contoh air zam zam ke berbagai laboratorium di Eropa untuk diuji. Insinyur kimia bernama Tariq Hussain yang bertugas di Jedah mendapatkan mandat untuk menyelidikinya. Saat memulai tugas, Tariq belum memiliki gambaran bagaimana sumber air zam zam dapat menyimpan air yang sangat banyak seolah tidak ada batasnya. Ia ingin memecahkan misteri air zam zam yang tidak pernah habis.

Tariq sangat terkejut saat melihat bahwa ukuran sumur tersebut hanya sekitar 5 x 4 meter. Tentu sulit dibayangkan sumur yang kecil ini dapat mengeluarkan jutaan liter air setiap musim haji. Hal tersebut juga sudah berlangsung selama ribuan tahun silam sejak zaman Nabi Ibrahim AS. Berdasarkan hasil penelitian, mata air zam zam dapat memancarkan air 11 - 18 liter per detik. Jadi setiap menit dapat dihasilkan 660 liter air. Fakta ini tentu sangat mencengangkan.

Berapa Kedalaman Sumur Zam Zam?

Tariq mulai mengukur berapa kedalaman air sumur zam.zam. Beliau meminta asistennya untuk masuk ke dalam. Air sumur itu ternuata hanya mecapai bahu asistennya yang tingginya 5 ft 8 inch. Kemudian ia meminta asistennya untuk memeriksa jika mungkin ada saluran pipa atau cerukan di bawahnya. Namun setelah memeriksa semua tempat ternyata tak ada apapun.

Beliaupun berpikir apakah mungkin air sumur ini disuplai dari luar lewat saluran pompa yang berkekuatan besar. Jika kejadiannya seperti itu, ia dapat melihat naik turunnya permukaan air secara signifikan. Namun dugaan Tariq ini tidak terbukti karena tidak ditemukan adanya gerakan air mencurigakan dan tidak ada alat yang dapat menyuplai air dalam jumlah yang besar.

Kemudian, Tariq meminta asistennya masuk kembali ke dalam sumur kemudian memintanya berdiri dan diam sambil mengamati sekitarnya. Tidak lama setelah itu, asistennya mengatakan bahwa di bawah telapak kakinya pasir halus seolah menari-nari dan air tersebut keluar dari dasar sumur.

Kemudian asistennya diminta untuk mengelilingi sumur saat pemompaan air yang akan dialirkan ke tempat distribusi air. Asisten tersebut merasakan bahwa jumlah air yang keluar dari dasar sumur itu sama besar seperti sebelum dipompa. Aliran air yang muncul jumlahnya sama di tiap titik sehingga permukaan sumur tersebut relatif stabil dan tidak menimbulkan guncangan besar.

Kandungan Air Zam Zam

Setelah air zam zam diteliti di Saudi Arabia dan Eropa, menunjukkan bahwa air zam zam mengandung fluorida yang efektif untuk membunuh kuman seperti sudah mengandung obat. Perbedaan antara air zam zam daripada air sumur biasa di kota Arab dan Mekah adalah dalam hal jumlah garam magnesium dan kalsium. Air zam zam mengandung kedua mineral tersebut sedikit lebih banyak. Ini mungkin sebabnya zam zam memberikan efek yang menyegarkan untuk jamaah yang letih.

Selain itu, komposisi kandungan garam dan rasanya selalu sama sejak sumur ini terbentuk. Rasa tersebut selalu terjaga dan diakui oleh seluruh jamaah haji dan umroh yang selalu ke sana setiap tahun. Berdasarkan penelitian ilmiah di laboratorium Eropa, air zam zam memang lain. Zat yang terkandung di air tidak sama dengan sumur lainnya di sekitar Mekah. Hal mencengangkan lainnya adalah tidak ada lumut sedikitpun di sumur ini sehingga air zam zam selalu bebas dari kuman.

Pada saat sumur-sumur di Mekah kering, sumber air zam zam tetap berair. Selain itu zam zam juga diadikan sebagai obat untuk menyembuhkan penyakit. Demikian sedikit pencerahaan untuk menguak misteri air zam zam yang tidak pernah habis.

Sumber Berita : http://log.viva.co.id/news/read/580340-misteri-di-balik-air-zam-zam-yang-tak-pernah-habis

Nasa Klaim Selangkah Lagi Temukan Bumi Alternatif

Nasa Klaim Selangkah Lagi Temukan Bumi Alternatif

Teleskop Hubble diperbaiki, sehingga makin canggih

Oleh : Siti Sarifah Alia, Agus Tri Haryanto

Teleskop Hubble (wikimedia.org)

VIVAnews - Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) tak henti berinovasi menemukan tempat layak huni selain bumi. Mereka percaya bahwa bumi bukanlah satu-satunya tempat yang bisa menjadi predikat planet layak huni.

Kini, usaha NASA mulai membuahkan hasil. Mereka mengklaim telah lebih dekat ke tanda-tanda kehidupan lain. Saat ini, NASA mencari teknologi yang mumpuni untuk menjawab segala keraguan sebagai pembuktiannya terhadap penemuan mereka.

"Kami percaya, NASA sangat dekat dalam hal teknologi dan ilmu pengetahuan untuk benar-benar menemukan tempat lain selain bumi. Itu, untuk menemukan tanda-tanda kehidupan di dunia lain," kata Sara Seager, profesor ilmu planet dan fisika di Institut Teknologi Massachusetts, Amerika Serikat, dilansir CNN, Selasa 16 September 2014.

Salah satu teknologi NASA, yakni memperbaiki Hubble Space Telescope yang dibuat pada 2009. Teleskop ini bisa mendeteksi planet layak huni lainnya lebih jelas dan akurat lagi dari sebelumnya.

"Kita menyadari bahwa galaksi kita ini setidaknya mempunyai 100 miliar planet, dan hal itu kami ketahui sejak lima tahun lalu," ujar Matt Mauntain, Direktur dari Space Telescope Science Institute di Maryland, Amerika Serikat.

Ia lalu mencontohkan, seperti planet yang telah ditemukan menggunakan Kepler Space Telescope yang menemukan pertama kali. Setidaknya, ada planet layak huni mempunyai karakteristik seperti bumi yang mengorbit di sekitar galaksi.

Kedua teleskop tersebut mempunyai fungsi sebagai pengetahuan bagi para ilmuwan untuk mengintip ke masa lalu, jauh sebelum galaksi Bima Sakti terbentuk. John Mather seorang ilmuwan senior dari NASA mengatakan usia bumi mungkin relatif tua sekitar 4,5 miliar tahun silam. Namun, menurutnya itu masih sepertiga dari usia alam semesta.

"Dan galaksi kita selalu berkembang dengan sekitar lima, atau 10 bintang baru yang lahir per tahunnya di galaksi Bima Sakti," ungkapnya.

Selain, Hubble dan Kepler, terdapat pula teleskop Webb yang akan dibangun pada tahun 2018 mendatang, sebagai upaya pendukung kepada teleskop yang sudah ada sebelumnya.

"Kita memiliki kesempatan untuk yang pertama kalinya dalam memiliki mampu menemukan tanda-tanda kehidupan di planet lain," kata Seager.

Para ilmuwan tersebut, tak bosan-bosannya meyakini perburuan planet layak huni lainnya selain bumi. Hal itu akan menjadi tantangan mereka untuk selalu menginovasi pengetahuan dan teknologi dalam mendeteksi planet yang diduga bisa menjadi tempat tinggal manusia di masa depan. (asp)

Sumber Berita : http://teknologi.news.viva.co.id/news/read/538634-nasa-klaim-selangkah-lagi-temukan-bumi-alternatif

Danau Toba Masih Mengandung Magma Cair

Danau Toba Masih Mengandung Magma Cair

Danau Toba. TEMPO/Arie Basuki

TEMPO.CO, Postdam - Danau Toba di Sumatera Utara terbentuk dari ribuan kubik magma yang mengendap di permukaan kerak bumi. Magma yang menumpuk ini membentuk lapisan campuran magma padat dan cair, layaknya pancake.

Sekelompok pakar geosains dari Novosibirsk State University, Rusia, dan Postdam Hemholt Centre GFZ German Research Center for Geoscience berhasil meneliti proses pembentukan danau terbesar di Indonesia tersebut. Penelitian ini didasari hipotesis tentang kawah kaldera besar yang terjadi akibat letusan gunung api besar dari masa lalu. (Baca: Misteri Letusan Supervulkan Terpecahkan)

Para peneliti mengungkapkan Danau Toba terbentuk dari letusan Gunung Toba pada 74 ribu tahun lalu. "Letusan terbesar yang pernah terjadi sepanjang sejarah," ujar Christoph Sens-Schonfelder, anggota penelitian dari GFZ German Research Center for Geoscience, seperti dikutip dari Sciencedaily, Senin, 3 November 2014. Letusan gunung api raksasa itu memuntahkan magma sebanyak 2.800 kilometer kubik dan memanjang hingga sejauh 80 kilometer.

Melalui metode pengukuran seismologi, para peneliti berhasil menyelidiki struktur internal wadah magma di bawah kaldera Toba. Menurut Sens-Schonfelder, kerak bagian tengah Toba merupakan horizontal berlapis. "Di kedalaman 7 kilometer, sebagian besar kerak masih berbahan magma cair," ujarnya. Selama enam bulan, ilmuwan merekam suara seismik yang timbul dari getaran alami dapur magma tersebut. (Baca: Bumi Purba Bagai Neraka)

Lapisan gunung api seperti ini juga banyak ditemukan di beberapa negara, antara lain Yellow-Stone-Park di Amerika Serikat, gunung api di Pegunungan Andes, dan kaldera Danau Taupo di Selandia Baru. Temuan ini diklaim mampu membantu memahami penyebab letusan super gunung api purba.

AMRI MAHBUB

Sumber Berita: http://www.tempo.co/read/news/2014/11/03/061619295/Danau-Toba-Masih-Mengandung-Magma-Cair

Puluhan Rumah di Nganjuk Porak-poranda Diterjang Puting Beliung

Puluhan Rumah di Nganjuk Porak-poranda Diterjang Puting Beliung
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN

ilustrasi

TRIBUNNEWS.COM, NGANJUK - Angin puting beliung menerjang puluhan rumah di Desa Bajang, Kecamatan Ngluyu, Kabupaten Nganjuk, mengakibatkan banyak rumah warga rusak, mulai ringan, sedang hingga rusak parah.

"Ada 4 bangunan yang rusak parah karena kena angin puting beliung. Musibah ini tidak sampai ada korban jiwa," ungkap Sukonyono, Kepala BPBD Kabupaten Nganjuk kepada Surya Online, Jumat (23/1/2015).

Dijelaskan Sukonyono, dari empat bangunan yang rusak parah, satu di antaranya rumah milik Jiono. Korban bencana sudah mendapatkan bantuan sembako dari Pemkab Nganjuk.

Sedangkan tiga bangunan lainnya seperti kandang ayam dan dapur yang roboh. Kerugian masing-masing bangunan yang rusak parah berkisar antara Rp 20 juta sampai Rp 30 juta.

Selain merusak bangunan, puting beliung yang terjadi Kamis (22/1/2015) petang, juga mengakibatkan puluhan pohon tumbang hingga membuat akses jalan antar desa tertutup.

Jiono, salah satu pemilik rumah yang roboh menuturkan, bencana angin puting beliung berlangsung sangat cepat. "Saat itu tiba-tiba turun hujan deras disertai awan gelap," ungkapnya.

Kemudian dari arah barat datang angin putting beliung yang berputar-putar langsung menerjang rumah-rumah warga. Warga yang mendengar suara gemuruh berlarian keluar rumah sehingga selamat dan tidak tertimpa rumahnya yang roboh.

Menurut Pagiman, Kades Bajang, jumlah rumah yang rusak akibat diterjang angin puting beliung sebanyak 45 rumah, sedang yang roboh total ada tiga rumah.

Rumah warga yang rusak gentingnya beterbangan dan sebagian tertimpa pohon yang tumbang. Warga masih menunggu bantuan dari Pemerintah Kabupaten Nganjuk.

Sumber Berita : http://www.tribunnews.com/regional/2015/01/23/puluhan-rumah-di-nganjuk-porak-poranda-diterjang-puting-beliung























Fenomena Alam Batu Gantung

Fenomena Alam Batu Gantung

Calvin Damas Emil - d'Traveler
Batu ini menyerupai bentuk manusia dengan kepala menghadap kebawah



detikTravel Community -
Banyak cerita dan legenda budaya selama Tim ACI Sumatra Utara 2 menyusuri pulau Samosir dan Danau Toba, salah satunya adalah Batu Gantung. Sebuah fenomena dan keajaban, begitu rakyat Toba menyebutnya. Batu yang menggantung dipinggir tebing Danau Toba ini memiliki cerita tersendiri.

Ketika tim ACI Sumatra Utara 2 datang untuk mengunjungi tempat ini Jumat (1/10) suasana pelabuhan Parapat tampak sepi, hanya beberapa nelayan dan warga sekitar yang memang kesehariannya beraktivitas di Danau Toba. Tak lama setelah tim turun dari kapal yang mengangkut kami, datang sebuah speed boat yang akan mengantarkan tim ke tempat tujuan yaitu Batu Gantung. Diperjalanan kami disuguhi berbgai macam keindahan Danau Toba, rumah penduduk dipinggir danau, nelayan yang mencari ikan, burung Bangau, tempat-tempat Penginapan, udara yang sejuk dan segar. Sungguh indah tempat ini. Karena dimanjakan oleh pemandangan yang indah sepanjang jalan, tidak terasa kami sudah sampai di Batu Gantung.

Belum habis terheran-heran selama di perjalanan, begitu sampai tempat tujuan rasa heran itu kembali muncul. Batu tersebut memang benar menggantung dibawah tebing dan tidak terjatuh. Ukurannya pun sekitar 2 meter dan menyerupai tubuh manusia. Ternyata dahulu menurut masyarakat Toba batu ini mempunyai cerita.

Dahulu ada seorang gadis cantik bernama Seruni yang akan dinikahkan oleh kedua orang tuanya, karena merasa tidak cocok dan si gadis sudah mempunyai kekasih maka ia putus asa dan hendak mengakhiri hidupnya dengan cara meloncat dari atas tebing. Si gadis ini juga memiliki seekor anjing yang setia mengikutinya kemanapun tuannya (Seruni) pergi. Seruni pun hendak meloncat dari tebing dan dikuti anjing kesayangannya, ketika akan meloncat, kakinya tersangkut akar dan lama-lama menjadi batu, begitu pula dengan anjing kesayangan Seruni

Sampai saat ini masyarakat Toba menyakini bahwa Seruni belum mati, ia hanya menjelma menjadi batu yang menggantung. Sedangkan anjing kesayangannya berada disebalh batu itu untuk mendampingi Seruni. Wana hitam dari Batu Gantung diyakini masyarakat sebagai air mata dari Seruni yang menetes 100 tahun yang lalu. (Calvin)
Sumber Berita : http://travel.detik.com/read/2011/07/14/143056/1511807/1025/fenomena-alam-batu-gantung







Suhu Bumi Kian Panas, Lebih Cepat dari Perkiraan

Sejumlah anak memanfaatkan tambak kering akibat kemarau untuk bermain bola di daerah Marunda, Jakarta, Rabu (5/9). Menurut pihak BMKG, berdasarkan penghitungan pola cuaca dan dampak perubahan iklim di Indonesia, maka pada tahun 2015 kondisi air di Pulau Jawa akan terus berkurang. TEMPO/Tony Hartawan


TEMPO.CO, Jogyakarta - Climate and Development Knowledge Network membahas dampak perubahan iklim yang semakin parah di Sheraton Mustika, Yogyakarta, Senin, 10 November 2014. Acara ini menjelaskan hasil riset terbaru lembaga itu tentang peta dampak perubahan iklim, waktu perhitungan perubahan iklim yang lebih cepat dari perhitungan para ahli.

Panel Perubahan Iklim Antar-Pemerintah atau Intergovernmental Panel on Climate Change Perserikatan Bangsa-Bangsa melaporkan sejumlah bukti dampak perubahan iklim yang semakin parah. Hasil penelitian ahli menunjukkan temperatur bumi meningkat akibat perubahan iklim. Sejak tahun 1880, temperatur bumi mendekati 0,85 derajat Celsius.

Tercatat pada 2001-2010, suhu bumi paling panas. Sedangkan antara 1901 dan 2010, permukaan air laut naik secara nyata hingga 19 sentimeter.

Lebih dari 90 persen meningkatnya suhu bumi ini akibat efek gas rumah kaca, di antaranya karbon dioksida, metan, nitrous oksida, dan florin. "Harus ada pembatasan dampak perubahan iklim," kata Ketua Intergovernmental Panel on Climate Change R.K. Pachuri melalui surat elektronik yang dikirim ke Tempo, Senin, 10 November 2014. (Baca: Perubahan Iklim Pengaruhi Sebaran Penyakit Menular)

Meningkatnya temperatur bumi sejak 1950 terjadi akibat berbagai kegiatan manusia. Revolusi industri menyumbang emisi gas karbon hingga 40 persen. Perubahan iklim berdampak untuk negara kawasan Asia.

Pemanasan global mulai bergeser ke Asia pada abad ke-20 dan tahun 2000-an. Kondisi ini menjadi ancaman bagi kehidupan, ketahanan pangan, dan kesehatan manusia. Sebuah artikel dalam jurnal ilmiah tahun 2013 menunjukkan bagaimana topan Haiyan menghajar Filipina.

Pemerintah di seluruh dunia, kata R.K. Pachuri, wajib berusaha keras mengatasi dampak perubahan iklim supaya suhu bumi tak mencapai 2 derajat Celsius. Peningkatan suhu bumi akan menghancurkan pertanian, terumbu karang, dan kehidupan ikan. "Jika tidak ditekan, suhu bumi diperkirakan akan mencapai 4 derajat Celsius pada 2100," katanya.

Negara di kawasan Asia, kata dia, perlu menggunakan teknologi yang efisien untuk mengatasi emisi gas rumah kaca. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk mendorong ekonomi yang lebih produktif, pengembangan manusia, dan kualitas hidup. Contohnya, menerapkan kegiatan ekonomi yang ramah lingkungan, mengurangi kemacetan lalu lintas, menjaga kualitas udara, dan meningkatkan kesehatan publik. Negara di kawasan Asia perlu menggunakan teknologi yang berbasis pada energi terbarukan dan murah. (Baca: Pemanasan Global, Puncak Kerusakan Bumi 2100)

Direktur Regional Asia Climate and Development Knowledge Network Ali Tauqeer Sheikh optimistis laporan Panel Perubahan Iklim Antar-Pemerintah memperkuat usaha jutaan orang di Asia untuk mengatasi dampak perubahan iklim. Tindakan mereka bisa menjadi inspirasi untuk mengatasi perubahan iklim yang cocok dengan negara mereka. "Pemerintah, komunitas, dan individu punya peranan penting untuk mengatasinya," ujarnya.

Adapun Syamsidar Thamrin dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional mengatakan Indonesia berupaya melakukan mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. "Kami berusaha berkontribusi terhadap target dunia agar suhu tidak sampai 2 derajat Celsius," katanya.

SHINTA MAHARANI


Sumber Berita : http://www.tempo.co/read/news/2014/11/10/058620798/p-Suhu-Bumi-Kian-Panas-Lebih-Cepat-dari-Perkiraan









Ini Foto Fenomena Langka Cakrawala Matahari

Ini Foto Fenomena Langka Cakrawala Matahari

Kombinas cahaya busur dan cincin matahari secara bersamaan.

Oleh : Amal Nur Ngazis
Fenomena cakrawala matahari di New Mexico (www.sciencealert.com/Joshua Thomson)


VIVAnews - Fenomena alam cakrawala sangat aneh yang mengiringi matahari terbit, diabadikan oleh seorang warga AS, Joshua Thomas.

Saking anehnya, Thomas menyebutkan tampilan cakrawala pada 9 Januari pagi hari di Sungai Merah, New Mexico itu, sebagai tampilan cakrawala alien. Sebab tampilan cakrawala merupakan kombinasi busur dan lingkaran cahaya halo atau cincin matahari. Kombinasi itu menciptakan pemandangan yang mengagumkan.

Menyadari fenomena yang langka itu, mengutip Science Alert, Kamis 15 Januari 2015, Thomson melaporkan temuannya ke Badan Cuaca Nasional As (NWS) di Texas melalui email. Ia meminta badan pemerintah itu untuk menguak kenapa fenomena itu bisa terjadi.

Berkat bantuan peneliti di Atmospheric Optics, NWS menjelaskan fenomena optik di sekitar matahari itu terjadi secara bersamaan.

Pada fenomena itu, peneliti menyoroti tampilan menonjol dari lingkaran cincin matahari 22 derajat, pilar matahari dan parhelion atau sering disebut sun dog. Fenomena terakhir itu merupakan fenomena optis yang menampilkan titik-titik terang di langit, yang sering mengitari pada cincin matahari.

Tampilan kombinas fenomena itu, kata peneliti, disebabkan oleh interaksi sinar matahari dengan kristal es yang ada di atmosfer.

Penjelasan fenomena optis langka matahari

Peneliti melanjutkan fenomena langka itu terlihat seperti cuaca dingin yang dikombinasikan dengan sudut matahari saat terbit pagi hari, hal ini memungkinkan peluang munculnya banyak busur dan halo secara bersamaan.

Tampilan ini telah diunggah di Facebook dan banyak sekali mendapat respon dari pengguna.

Sumber Berita : http://teknologi.news.viva.co.id/news/read/578318-ini-foto-fenomena-langka-cakrawala-matahari

























Ilmuwan: Hujan Komet Berujung Kehancuran Bumi

Ilmuwan: Hujan Komet Berujung Kehancuran Bumi

Hujan meteor indah, namun bagaimana jika bumi diinvasi ribuan komet?

Oleh : Siti Sarifah Alia


Ilustrasi (gizmodo.com.au)

VIVAnews - Hujan meteor yang selama ini kita lihat merupakan pemandangan alam yang indah. Namun ke depan, bumi akan dihujani komet dan bisa menjadi sebuah malapetaka bagi bumi.

Jika prediksi ilmuwan Jerman itu benar, hujan komet akan bisa meluluhlantakkan bumi. Pasalnya akan ada sekelompok besar komet yang akan memasuki sistem tata surya dan mengancam bumi.

Menurut astrofisikawan dari Max Planck Institute untuk astronomi, ribuan komet itu akan memasuki sistem tata surya dan bertabrakan dengan bumi. Hasilnya akan menimbulkan kehancuran bagi bumi.

"Invasi komet ini bisa menghapus kehidupan di bumi secara keseluruhan dengan menciptakan ketidakseimbangan gravitasi dari sistem tata surya," tulis ilmuwan yang bernama Dr Coryn Bailer-Jones dalam laporannya, seperti dikutip dari IB Times, Senin 22 Desember 2014.

Laporan yang dipublikasikan oleh institusi Jerman itu juga mengungkapkan jika sejumlah asteroid dan komet yang pernah mengorbit di Neptunus berpotensi menjadi ancaman pada sistem tata surya kita.

"Bintang yang lewat hampir dekat dengan matahari akan mengganggu awan Oort. Mereka menyebabkan sejumlah komet masuk ke dalam sistem tata surya yang berpotensi tabrakan dengan bumi," kata Bailer-JOnes.

Dia tidak sembarangan menulis laporan seperti ini. Sebelumnya, ia telah melakukan penelitian dengan mencermati sekitar 50.000 matahari yang mengorbit di sekitar galaksi.

"Penelitian ini menggunakan simulasi Monte Carlo dengan membandingkan beberapa data kovarians. Ini bertujuan untuk menentukan ketidakjelasan waktu, jarak dan kecepatan dari pertemuan komet dengan bumi secara tepat," tulisnya dalam laporan tersebut.

Dalam laporannya, Bailer-Jones juga mengungkap jika Gliese 710 juga berpotensi mengganggu awan Oort. Ini juga bisa berujung pada serangkaian hujan komet mematikan ke dalam sistem tata surya.

Namun begitu, para penduduk bumi tidak perlu khawatir dengan bencana yang akan terjadi ini. Pasalnya, ini tidak akan muncul dalam waktu dekat. Hujan komet kemungkinan baru akan terjadi 500.000 tahun lagi. (ren)

Sumber Berita : http://teknologi.news.viva.co.id/news/read/570841-ilmuwan--hujan-komet-berujung-kehancuran-bumi



























Banjir Langkat rendam 5 kecamatan

Banjir Langkat rendam 5 kecamatan

Warta

WASPADA ONLINE

[(WOL Photo)]

TANJUNG PURA - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, menyampaikan bahwa lima Kecamatan di daerah ini terendam banjir hingga sekarang, dengan ketinggian air mencapai satu meter.

"Berdasarkan laporan yang kita terima dan cek ke lapangan hanya lima kecamatan yang terendam banjir," kata Kepala Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Langkat Iwan Syahri, di Tanjungpura, hari ini.

Kelima Kecamatan yang beberapa desanya terendam banjir itu yaitu Tanjungpura, Batang Serangan, Hinai, Sawit Seberang dan Wampu."Ketinggian air juga bervariasi antara 50 centimeter hingga satu meter," katanya.

Lokasi yang agak parah banjir terjadi di Kecamatan Tanjungpura, sementara beberapa daerah lainnya terlihat air mulai menyusut, namun demikian masyarakat masih dimintai untuk tetap waspada, mengantisipasi banjir susulan.

"BPBD juga sudah menerjunkan tim di lapangan, diantaranya mengirimkan perahu karet, tim SAR, maupun juga Tagana, PMI, untuk membantu mesyarakat, terutama yang daerahnya sangat rawan," sambungnya.

Sementara itu dari Kepala Wilayah Kecamatan Tanjungpura Surianto menjelaskan bahwa sekarang ini banjir terus semakin meluas di beberapa desa yang ada di sana.

"Banjir terus semakiin meluas di berbagai desa yang ada di Kecamatan Tannungpura, menggenangi 6.150 rumah warga di Desa Pematang Cengal Barat, Pekubuan, Lalang, Baja Kuning, Kelurahan Pekan Tanjungpura, Paya Perupuk, Teluk Bakung," katanya.

Selain itu ada enam titik pendirian posko dapur umum yang sekarang sudah dilakukan antara lain di Gedung Juang 45 T%anjungpura, Teluk Bakung, Pematang Cengal Barat, Baja Kuning.

"Bantuan dari pemerintah Kabupaten Langkat, termasuk juga Provinsi sekarang ini sudah kita terima untuk disalurkan ke posko-posko dapur umum," ujarnya.

Laporan terakhir kemarin, Rabu (14/1) menyebutkan banjir meluas di tiga kecamatan di Kabupaten Langkat. Rata-rata ketinggian banjir lebih semeter yang merendam 2.000 rumah. Banyak warga yang meninggalkan rumah dan mengungsi ke tempat kerabat masing-masing.

Informasi diperoleh hingga malam tadi, banjir mengancam hingga Kecamatan Sawit Sebrang. Banjir terparah terjadi di Tanjungpura, sejumlah 1.700 rumah terendam.

Banjir terjadi di 11 kelurahan dan desa. Lokasi paling parah yaitu di Desa Pekubungan dan Teluk Bakung dengan ketinggian banjir hampir dua meter. Lokasi kedua desa berdekatan dengan Sungai Batang Sarangan. Sungai meluap saat hujan deras terjadi dalam sepekan terakhir. Kondisi diperparah dengan banjir rob di hilir sungai. Akibatnya air sungai tak mengalir.

(dat06/republika/wol)

Sumber Berita : Waspada.co.id

































Kisah Tenggelamnya Firaun di Laut Merah

Kisah Tenggelamnya Firaun di Laut Merah

Laut Merah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Laut Merah boleh dikatakan laut yang istimewa. Mengapa? Bukan hanya karena warnanya yang pada waktu-waktu tertentu terlihat merah jika dipandang dari atas, tapi juga karena lautan yang memisahkan benua Asia dan Afrika ini menyimpan kisah tentang kebesaran Allah SWT. Saat Nabi Musa AS dan Bani Israil diburu penguasa Mesir, laut tersebut membelah dan menenggelamkan Firaun berikut pasukannya.

Jamaah haji asal Indonesia yang datang ke Tanah Suci bisa menyaksikan Laut Merah melalui jendela pesawat sesaat sebelum pesawat yang ditumpanginya mendarat di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah. Hal ini karena Kota Jeddah memang berada di tepi Laut Merah sisi timur.

Secara geografis, Laut Merah merupakan perairan teluk yang berhubungan langsung dengan Laut Arab di sisi selatan. Negara-negara yang memiliki wilayah perairan di sepanjang Laut Merah, antara lain Arab Saudi, Mesir, Sudan, Eritrea, dan Etiopia, atau yang biasa disebut negara-negara Maghribi. Sedangkan, di sisi utara terdapat kanal bernama Suez yang menghubungkan Laut Merah dan Laut Mediterania.

Lebar lautan yang menjadi pembatas wilayah benua Asia dan Afrika ini di lokasi terjauh mencapai jarak 300 km. Sedangkan, panjang satu sisi pesisir Laut Merah mencapai sekitar 1.900 km. Sementara kedalaman lautnya di tempat yang terdalam mencapai 2.500 meter.

Kisah Nabi Musa membelah Laut Merah tersebut diperkirakan terjadi sekitar 3.500 tahun silam. Dalam Alquran surat Al-Baqarah ayat 50 disebutkan, "Dan (ingatlah), ketika Kami belah laut untukmu, lalu Kami selamatkan kamu dan Kami tenggelamkan (Fir'aun) dan pengikut-pengikutnya sedang kamu sendiri menyaksikan." Sejarah ini diperkuat dengan ditemukannya bangkai kereta kuda dan tulang-belulang manusia di Laut Merah yang diduga merupakan pasukan dan pengawal Firaun.

Berdasarkan penelitian ilmiah, lokasi penyeberangan Nabi Musa AS diperkirakan berada di wilayah Nuwaiba, Semenanjung Sinai, Mesir. Kedalaman maksimum perairan di kawasan ini sekitar 800 meter ke arah Mesir dan 900 meter ke arah Arab. Sedangkan, jarak Nuwaiba di sisi timur Laut Merah hingga Semenanjung Arab di sisi barat sekitar 1800 meter. Lebar lintasan saat Nabi Musa menyeberangi Laut Merah diperkirakan mencapai 900 meter.

Berdasarkan data tersebut, bisa dibayangkan berapa besar energi yang dibutuhkan untuk menyibakkan air laut hingga memiliki lebar lintasan 900 meter dengan jarak 1800 meter. Apalagi waktu tersibaknya Laut Merah cukup lama karena Bani Israil yang menyertai Nabi Musa AS menyeberangi Laut Merah mencapai 600.000 orang.

Menurut perhitungan fisika, jika penyibakan Laut Merah tersebut berlangsung empat jam saja, maka dibutuhkan tekanan (gaya per satuan luas) sebesar 2,8 juta newton per meter persegi. Jika dikaitkan dengan kecepatan angin, akan melebihi kecepatan angin pada saat terjadi badai angin kencang. Mengacu pada perhitungan yang dilakukan seorang pakar dari Rusia bernama Volzinger, diperlukan embusan angin dengan kecepatan konstan 30 meter/detik atau 108 km/jam sepanjang malam untuk menyibakkan air sedalam 800 meter.

Terkait dengan fenomena ini, peneliti Amerika Serikat mengakui bahwa fenomena Laut Merah terbelah ini memang sangat mungkin terjadi. Dari hasil simulasi komputer yang mempelajari bagaimana angin mempengaruhi air, diperlihatkan bahwa angin mampu mendorong air sehingga menyibakan daratan dasar laut.

Pusat Riset Atmosfir Nasional (NCAR) dan Universitas Colorado AS menyebutkan, terbelahnya air (laut) dapat dipahami melalui teori mekanika fluida. Angin menggerakkan air dengan cara yang sesuai dengan hukum-hukum fisika, yakni menciptakan lorong bagi perjalanan yang aman dengan air pada kedua sisinya. Dan, itu memungkinan air untuk tiba-tiba menutup kembali.

Untuk itu, para peneliti tersebut juga mempelajari bagaimana badai topan di Samudera Pasifik dapat menggerakkan dan mempengaruhi air samudra yang dalam. Mereka menunjuk satu situs di selatan Laut Mediterania sebagai tempat penyeberangan dengan model tanah yang memungkinkan terjadinya air laut membelah.

Model ini memerlukan formasi berbentuk huruf U dari Sungai Nil dan laguna dangkal di sepanjang garis pantai. Hal ini menunjukkan bahwa angin dengan kecepatan 63 mil per jam yang berembus selama 12 jam bisa mendorong air hingga kedalaman 6 kaki (2 meter). Ini menjadi jembatan tanah sepanjang 3-4 kilometer (2 sampai 2,5 mil) dan luas 5 kilometer (3 mil) hingga tetap terbuka selama 4 jam.

Berdasarkan hasil riset tersebut, maka bisa disimpulkan bahwa laut memang bisa saja membelah memperlihatkan dasar lautnya. Namun soal kebenaran bahwa laut membelah dengan bantuan angin, jawabnya adalah Wallahu Alam.

Kini, di pantai Laut Merah wilayah Jeddah, Arab Saudi, setiap Kamis dan Jumat malam sering dipenuhi wisatawan untuk berpiknik sambil pesta barbeque atau sekadar duduk-duduk bercengkerama. Tidak mengherankan bila di sepanjang pantai juga berderet restoran yang menyajikan aneka masakan dan taman bermain untuk anak-anak.

Sumber Berita : http://www.republika.co.id/berita/ensiklopedia-islam/khazanah/10/11/11/146016-kisah-tenggelamnya-firaun-di-laut-merah

Ilmuwan Kembali Peringatkan Bahaya Perubahan Iklim

Ilmuwan Kembali Peringatkan Bahaya Perubahan Iklim

Ilustrasi: AFP

Khairisa Ferida

Reporter

DURBAN – Para ilmuwan yang tergabung dalam sebuah panel ilmuwan peraih nobel kembali memperingatkan akan bahaya perubahan iklim. Hal ini mereka sampaikan dalam KTT Iklim Perserikatan Bangsa Bangsa (COP17) yang berlangsung di Durban, Afrika Selatan.

Kepala Panel Antar-pemerintah dan Pemenang Nobel tentang perubahan iklim Rajendra Pachauri memaparkan sejumlah potensi bencana ditengah-tengah pelaksanaan KTT Iklim COP17. Meski tidak mengatakan secara detil, tetapi Pachauri melihat sudah waktu emisi gas rumah kaca segera diturunkan.

.

Implikasi jelas atas potensi bencana yang diutarakan oleh Ilmuwan India itu adalah gelombang panas. “Saat ini gelombang panas yang biasanya terjadi setiap 20 tahun sekali, akan melanda setiap tahun pada akhir abad ini, ujar Pachauri seperti dikutip Associated Press, Kamis (1/12/2011).

Pachauri menambahkan, kondisi wilayah pesisir dan pulau akan terancam oleh dampak pemanasan global.

Sementara tingkat curah hujan yang rendah juga membuat rakyat Afrika akan mengalami kesulitan pada sektor pertanian, bahkan beberapa spesies diramalkan akan punah. Tidak hanya itu, sekitar 250 juta akan mengalami kesulitan mendapatkan air bersih.

Tidak lupa, dampak perubahan iklim ini tidak hanya membahayakan kehidupan makhluk hidup, namun juga turut menaikkan biaya keuangan

“Meningkatnya frekuensi terjadinya bencana, menyebabkan beban keuangan bagi negara miskin. Hal ini disebabkan 90 persen utang mereka digunakan untuk membiayai pemulihan pasca bencana,” jelas Pachauri.

Namun dirinya optimistis bahwa banyak dampak yang dapat dihindari, dikurangi atau ditunda. Hal tersebut dalam ditempuh dengan mengurangi emisi gas buang.

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menstabilkan konsentrasi karbon di atmosfer, bisa dilakukan dengan memperlambat pertumbuhan ekonomi 0,12 persen per tahun. Namun biaya tersebut akan diimbangi dengan peningkatan kesehatan, persediaan energi yang lebih besar serta persediaan makanan yang lebih aman.

(faj)

Sumber Berita : http://news.okezone.com/read/2011/12/01/414/536798/ilmuwan-kembali-peringatkan-bahaya-perubahan-iklim

Terungkap, Suhu Terdingin di Permukaan Bumi: -93,2

Terungkap, Suhu Terdingin di Permukaan Bumi: -93,2 Celcius by Elin Yunita Kristanti

Di mana tempat paling dingin di Bumi? Banyak orang yang sudah tahu jawabannya: Antartika.

Namun, baru-baru ini para ilmuwan menguak lokasi dengan suhu paling rendah di Antartika, yang berarti paling dingin sedunia. Suhu mencapai minus 93,2 Celcius itu terekam pada 10 Agustus 2010 di sejumlah kantong yang tersebar di dekat punggung bukit es di antara Dome Argus dan Dome Fuji -- 2 puncak tertinggi di Plateau Antartika Timur.

Itu masih pengukuran sementara. Para ilmuwan masih melakukan kalibrasi dan memahami data yang diambil satelit Landsat 8 yang diluncurkan Februari lalu, juga rekaman data selama 32 tahun dari Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer (MODIS) -- instrumen pada satelit NASA, Terra dan Aqua. Dan sejumlah satelit lain yang mengorbit di atas Bumi.

Temuan tersebut menyalip rekor sebelumnya yakni minus 89,2 derajat Celcius yang juga berada di Antartika. Tepatnya di stasiun penelitian Vostok milik Rusia, yang terekam pada 21 Juli 1983.

"Sulit untuk membayangkan suhu yang amat rendah ini," kata Ted Scambos dari US National Snow and Ice Data Center , Boulder, Colorado dalam pertemuan American Geophysical Union, Senin 9 Desember 2013, yang Liputan6.com kutip dari BBC.

"Ibaratnya, bahkan air yang sedang mendidih pun membeku. Suhu itu 50 derajat lebih rendah dari yang ada di Alaska dan Siberia. Sekitar 30 derajat lebih rendah dari puncak Greenland," tambah dia. "Membuat cuaca dingin yang dialami di beberapa tempat di Amerika Utara masuk kategori jinak."

Para ilmuwan menemukan, waktu paling dingin di Antartika terjadi pada musim dingin yang gelap di lokasi yang tinggi, dengan udara sangat kering dan cerah. Memungkinkan panas yang terpancar dengan sangat efisien ke angkasa. [Baca juga: Brrrr....Desa Terdingin di Bumi, Mengubur Jasad Pun Susah]

Dari luar angkasa, titik-titik superdingin itu terlihat tergantung bak mutiara di sepanjang pegunungan Antartika.

"Kami tak akan buru-buru mendaftarkan cuaca itu ke rekor dunia Guinness sebab angka-angka itu mungkin akan mengalami penyesuaian selama beberapa tahun mendatang, " kata Dr Scambos. "Namun, saya sekarang yakin, kita tahu di mana tempat terdingin di Bumi, dan mengapa."

Sebagai perbandingan, wilayah terpanas direkam di Bumi oleh satelit adalah Dasht - e Lut gurun garam di tenggara Iran. Suhunya mencapai 70,7 derajat Celcius pada 2005. [Baca juga: Skenario `Kiamat` Baru, Suhu Bumi Naik Dimulai dari Manokwari]

Sementara, tempat terdingin di Tata Surya kemungkinan besar berada di beberapa kawah gelap di planet yang nyaris tanpa atmosfer. Suhu satelit Bumi, Bulan, sebelumnya terdeteksi pernah mencapai minus 238 derajat Celcius.(Ein/Yus)

Sumber Berita : http://news.liputan6.com/read/770115/terungkap-suhu-terdingin-di-permukaan-bumi-932-celcius

NASA: Bumi Makin Panas Setiap Tahun

NASA: Bumi Makin Panas Setiap Tahun

(Foto: Cnet)

Ahmad Luthfi

Reporter

CALIFORNIA - NASA menunjukkan dalam sebuah video mengenai perubahan iklim yang terjadi di Bumi sejak lebih dari 60 tahun lalu. Terungkap bahwa Bumi semakin panas dari tahun ke tahun.

Dilansir Cnet, Jumat (31/1/2014), NASA menunjukkan melalui video, peta temperatur Bumi dari 1950 sampai dengan 2013. Data memperlihatkan bahwa perubahan temperatur global tidak bergerak lambat, tetapi meningkat.

Video yang dirilis badan antariksa Amerika Serikat ini juga menjelaskan bahwa Bumi kian menghangat. Puncak terpanas kabarnya pernah terjadi pada 1998, 2000, 2005 dan 2010.

Menurut NASA Goddard Institute for Space Studies (GISS), rata-rata temperatur Bumi di 2013 mencapai 14,6 derajat Celcius. Rata-rata ini 0,6 derajat Celcius lebih tinggi ketimbang era tahun 2000-an.

Rata-rata temperatur global meningkat 0,8 derajat Celcius sejak 1880. Data ini menunjukkan bahwa tren perubahan iklim sedang berlangsung.

"Walau satu tahun atau satu musim bisa dipengaruhi oleh peristiwa cuaca yang acak (random), analisis ini menunjukkan perlunya untuk melanjutkan pemantauan jangka panjang," kata Gavin Schmidt, klimatolog GISS.

Peneliti GISS mengatakan, temperatur global meningkat seiring bertambahnya tingkat gas greenhouse (rumah kaca) di atmosfer. Emisi ini disebabkan aktivitas manusia. Tingkat karbondioksida di atmosfer bumi mencapai lebih dari 400 part per million (ppm).

(amr)

Sumber Berita : http://techno.okezone.com/read/2014/01/31/56/934518/nasa-bumi-makin-panas-setiap-tahun

Kapan Zaman Es Berikutnya?

Kapan Zaman Es Berikutnya?

Amazingdata.com

TEMPO.CO , London - Tingginya kadar emisi karbondioksida (CO2) di atmosfer mengindikasikan zaman es berikutnya tidak mungkin terjadi setidaknya dalam 1.500 tahun ke depan.

Temuan yang dipublikasikan dalam jurnal Nature Geoscience itu mengungkap bahwa konsentrasi gas-gas penyebab pemanasan global mencapai rekor tertingginya pada tahun 2010. Badan Cuaca PBB menyatakan, gas tersebut akan bertahan di atmosfer selama puluhan tahun, bahkan jika dunia tak lagi memompa emisi gas ke udara.

Zaman es adalah periode ketika terjadi penurunan suhu permukaan dan atmosfer bumi dalam jangka panjang. Penurunan suhu ini berimbas pada terbentuknya lapisan es dan gletser.

Selama sejarah bumi, diperkirakan sudah lima kali zaman es terjadi. Selama zaman es ada siklus glasiasi, yakni lapisan es yang kadang meluas kadang menyusut.

Pada saat ini Bumi resminya berada dalam periode interglasial, atau periode hangat, selama 10.000 hingga 15.000 tahun terakhir. Namun, berapa lama periode itu berlangsung, masih memunculkan spekulasi.

"Analisis menunjukkan bahwa akhir periode interglasial saat ini akan terjadi dalam 1.500 tahun mendatang, jika konsentrasi CO2 di atmosfer tidak melebihi sekitar 240 bagian per juta volume (ppmv)," isi penelitian menyebutkan.

Namun, konsentrasi karbondioksida saat ini mencapai 390 ppmv. Para peneliti mengatakan, pada tingkat konsentrasi CO2 sebesar itu, peningkatan volume lapisan es tidak akan mungkin terjadi.

Penelitian didasarkan pada variasi di orbit bumi dan sampel batuan. Penelitian dilakukan oleh akademisi dari Cambridge University, University College London, University of Florida, dan University Bergen di Norwegia.

Para peneliti mengatakan, penyebab terjadinya zaman es tidak sepenuhnya dipahami. Namun, konsentrasi metana dan karbondioksida di atmosfer, perubahan orbit bumi mengelilingi matahari, dan gerakan lempeng tektonik, semuanya berperan.

Bumi diperkirakan semakin panas seiring terus meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca. Meningkatnya gas rumah kaca memacu potensi ancaman seperti cuaca ekstrim dan kenaikan permukaan air laut.

Para ilmuwan telah memperingatkan bahwa kenaikan suhu Bumi harus dibatasi dalam kisaran 2 derajat Celsius untuk menghindari dampak terburuk perubahan iklim. Tapi keterlambatan membatasi pertumbuhan emisi gas berbahaya semakin menempatkan planet Bumi dalam risiko.

REUTERS | MAHARDIKA SATRIA HADI

Sumber Berita : http://www.tempo.co/read/news/2012/01/10/095376546/Kapan-Zaman-Es-Berikutnya

20 Kota Paling Berisiko Banjir, Bagaimana dengan Jakarta?

20 Kota Paling Berisiko Banjir, Bagaimana dengan Jakarta?
Tidak hanya Jakarta, kota-kota lain di seluruh dunia terancam kebanjiran. Seberapa parah banjir yang akan terjadi di Jakarta?


Citizen6, Jakarta. Musim hujan telah tiba. Kota-kota besar dengan penghuninya yang padat segera akan melakukan rutinitas tahunannya: kebanjiran.

Tidak hanya di Jakarta dan kota-kota lain di Indonesia yang akan mengalami banjir. Baru-baru ini para peneliti telah menentukan beberapa kota di dunia yang mempunyai risiko tinggi akan mengalami banjir.

Mereka mengumpulkan data dari 136 kota-kota yang dihuni lebih dari satu juta orang. Hal yang mereka perhatikan adalah tingkat distribusi populasi dan jenis-jenis perlindangan banjir yang dimiliki seperti tanggul.

Mereka kemudian mengkombinasikan dengan perkiraan kenaikan permukaan air laut, tenggelamnya daratan karena menipisnya air tanah, serta proyeksi pertumbuhan penduduk dan perkiraan pendapatan produk domestik bruto (PDB) masyarakat. Dari data tersebut, mereka memperkirakan seberapa besar kerusakan yang diakibatkan oleh banjir yang melanda.

Kota yang paling berisiko akan mengalami banjir adalah Guangzhou, China, lalu Mumbai and Kolkata in India, Guayaquil, Ekuador and Shenzen, China. Hampir semua kota yang mempunyai risiko kerusakan terbesar karena banjir adalah Amerika Utara dan Asia.

Berikut kota-kota yang beresiko terbesar akan mengalami banjir:
1. Guangzhou, China
2. Mumbai, India
3. Kolkata, India
4. Guayaquil, Ekuador
5. Shenzen, China
6. Miami, Florida
7. Tianjin, China
8. New York, N.Y
9. Ho Chi Minh City, Vietnam
10. New Orleans, La.
11. Jakarta, Indonesia 12. Abidjan, Ivory Coast
13. Chennai, India
14. Surat, India
15. Zhanjiang, China
16. Tampa—St. Petersburg
17. Boston
18. Bangkok, Thailand
19. Xiamen, China
20. Nagoya, Jepang
Sumber Berita : http://citizen6.liputan6.com/read/2156991/20-kota-paling-berisiko-banjir-bagaimana-dengan-jakarta
















Tiganderket-Kutabuluh Diterjang Lahar Dingin

Tiganderket-Kutabuluh Diterjang Lahar Dingin
Foto: Erwin/PM
Banjir lahar Sinabung yang terjadi pada Selasa (6/1) siang menjadi tontonan warga dan mengakibatkan arus transportasi terputus, di Desa Sukadatel, Kec. Tiganderket, Karo.



TANAHKARO, SUMUTPOS.CO – Terjangan lahar dingin terus mengancam keselamatan warga, khususnya yang bermukim di kaki lereng gunung Sinabung. Terkini, Selasa (6/1) sekira pukul 13.20 WIB, aliran lahar dingin menerjang Desa Sukadatel, Kec. Tiganderket, Karo.

Dampaknya, arus lahar bercampur lumpur, material batu berukuran 1 meter melumpuhkan transportasi dari Tiganderket ke Kutabuluh. Alhasil, para siswa SD, SMP, SMA terpaksa memilih jalan memutar dari Desa Payung- Jandi Meria agar bisa kembali ke desanya.

Plt Kepala Desa Sukatendel, Rahmat Perangin-angin menghimbau masyarakat menjauhi aliran lahar. Dikhawatirkan banjir lebih besar datang tiba-tiba, mengingat intensitas hujan saat ini sedang tinggi. “Dua hari belakangan ini hujan terus mengguyur walau tidak deras. Namun kita tidak tahu intensitas curah hujan di gunung,” ujarnya.

Menurut Rahmat, Pemkab Karo harus lebih serius memperhatikan arus transportasi dari Tiganderket ke Kutabuluh tepatnya Sukatendel. Sebab kawasan ini menjadi jalur luncuran lahar dingin, khususnya hujan saat deras.

“Bukan hanya masyarakat Sukatendel yang mengeluh. Masyarakat Kec. Tiganderket, Kutabuluh juga mengeluh karena terkena dampaknya,” ungkap Rahmat.
Foto: Erwin/PM
Perladangan milik Selesai Surbakti dipenuhi material banjir lahar dingin di Desa Sukadatel, Kec. Tiganderket, Karo, Selasa (6/1).


Pantauan di lapangan, hingga sore arus lalulintas masih lumpuh. Beberapa angkutan umum yang sempat terjebak kemacetan terpaksa memutar arah melalui jalur alternatif. Saat bersamaan, petugas dibantu warga sekitar bergotong royong membersihkan material gunung yang berserakan di jalan.

Sekretaris BPBD, Drs Jonson Tarigan mengatakan, pihaknya langsung berkoordinasi dengan Dinas PU Karo untuk membersihkan material gunung yang terbawa lahar dingin.

Sementara itu, meningkatnya intensitas erupsi dalam seminggu terakhir membuat tumbuh-tumbuhan di lereng gunung bermatian. Sedikitnya 4 hektar lahan warga yang ditanami kopi, kakao, bawang, dan padi, tak luput dari sapuan lahar dingin.

Lumpur, pasir, batu, dan kayu berukuran kecil dan besar berserakan di lahan-lahan pertanian. Imbasnya, banyak petani mengalami gagal tanam. Seorang diantaranya adalah Selesai Surbakti, warga Mardinding. Dikatakannya, tanaman kopi dan padi miliknya sekitar setengah hektar rusak disapu banjir lahar.

Hal senada juga disampaikan Alam Singarimbun (51), warga yang sama. Disebutkannya, tanaman bawang dan jagung miliknya rusak total dihantam banjir lahar. Material sisa banjir juga telah menimbun lahannya. Alhasil, Singarimbun memperkirakan lahan tersebut tidak bisa ditanami untuk waktu lama.

“Ketebalan lumpur dan pasir yang menumbun lahan milikku mencapai 1 meter. Ditambah lagi tumpukan batu dan kayu berukuran besar,” ujarnya sembari mengaku telah mengalami kerugian hingga puluhan juta.

Jumlah petani yang mengalami nasib serupa dengan Surbakti dan Singarimbun diperkirakan bakal terus bertambah, mengingat saat ini banjir telah membentuk jalur baru di Desa Mardinding.(mag-3/ras)

Sumber Berita : http://sumutpos.co/2015/01/93919/tiganderket-kutabuluh-diterjang-lahar-dingin































2040, Matahari Alami Masa Pendinginan

2040, Matahari Alami Masa Pendinginan

Secara menyeluruh, suhu di Bumi akan turun beberapa derajat.

Oleh : Muhammad Chandrataruna, Amal Nur Ngazis

Matahari biru (ilustrasi) (moep.org)

VIVAnews - Tidak lama lagi, kita akan mengalami masa pendinginan Matahari. Ilmuwan memprediksi, aktivitas pusat Tata Surya itu segera mengalami penurunan panas, yang berdampak pada penurunan suhu Bumi dalam beberapa derajat.

Dailymail melansir, 2 Mei 2013, ilmuwan Rusia meyakini periode pendinginan Matahari ini datang dalam siklus 200-250 tahun sekali. Terakhir kali, masa pendinginan ini terjadi pada tahun 1650 dan 1850. Periode ini dikenal dengan Little Ice Age.

Disebut demikian, mengingat sebagian besar sungai di Inggris kala itu membeku sepanjang musim dingin. Bahkan konon, warga bisa memanfaatkan sungai untuk bermain.

Ilmuwan mengatakan, masa dingin Matahari terdekat diperkirakan terjadi sekitar tahun 2030 dan 2040. Namun, ilmuwan dari Observatorium Pulkovo di St. Petersburg menambahkan, periode dingin kali ini tidak sehebat masa pendinginan terakhir.

"Kemungkinan besar dampaknya tidak sehebat pada akhir abad ke-17," kata Yuri Nagovitsyn, peneliti Observatorium Pulkovo.

Ilmuwan yakin siklus masa pendinginan Matahari akan menyebabkan iklim dingin, bahkan membeku, di beberapa tempat. (Daily Mail)

Bantah Isu Pemanasan Global

Sementara peneliti dari Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia, Vladimir Kotlyakov mengatakan, periode dingin Matahari dengan sendirinya membantah isu pemanasan global.

"Tidak ada alasan untuk mengklaim bahwa pemanasan global akan terus berlanjut sampai akhir abad ini," jelas Kotlyakov.

"Iklim bergerak pada siklus alami, kadang lebih hangat dan dingin, serta lebih kering dan lebih lembab," tambahnya.

Meski diperkirakan periode pendinginan itu akan datang 17 tahun lagi, saat ini Kotlyakov mengatakan pintu masuk periode itu sudah tampak.

"Tanda awal dari pendinginan sudah terlihat, dan tren dapat terjadi pada beberapa tahun mendatang," ungkap Kotlyakov.

Sumber Berita : http://teknologi.news.viva.co.id/news/read/409632-2040--matahari-alami-masa-pendinginan

Gunung Soputan Meletus, Warga Tak Perlu Mengungsi

Gunung Soputan Meletus, Warga Tak Perlu Mengungsi

Gunung Soputan meletus sekitar pukul 02.47 WITA.

Oleh : Dedy Priatmojo

Gunung Soputan yang mengeluarkan asap terlihat dari desa Tombatu, Sulawesi Utara pada Juli 2011 (Foto: AP Photo/Grace Wakary)

VIVAnews - Gunung Soputan yang berada di Kabupaten Minahasa Tenggara, Provinsi Sulawesi Tenggara meletus, Selasa 6 Januari 2015, sekitar pukul 02.47 WITA.

Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah melaporkan kejadian ini kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan BPBD.

Dalam keterangan persnya, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan bahwa berdasarkan pengamatan visual dari Pos Pengamatan Gunungapi Soputan di Desa Silian Tiga (10 kilometer di sebelah barat daya Puncak Gunung Soputan), teramati kolom letusan berwarna kelabu tebal kehitaman, dengan tekanan kuat dan estimasi ketinggian kolom letusan mencapai sekitar 6.500 meter di atas puncak Gunung Soputan.

Menurutnya, saat letusan, angin condong ke arah timur-tenggara. Aliran lava teramati mengarah ke lereng barat-barat daya sekitar 2.000 m dari puncak Gunung Soputan. Status tetap Siaga (level 3) radius steril 6,5 kilometer dari puncak G. Soputan.

"Belum perlu ada pengungsian. Kondisi masyarakat normal dan tetap beraktivitas seperti biasa," terang Sutopo.

Sementara itu, status Gunung Slamet di Jawa Tengah telah diturunkan menjadi Waspada (level 2) dari Siaga (level 3) sejak 5-1-2015 pukul 16.00 WIB, karena terjadi penurunan aktivitas vulkanik dan seismisitasnya.

Sedangkan aktivitas Gunung Sinabung, masih tinggi dan tetap berpotensi terjadi erupsi, disertai luncuran awan panas. Masyarakat diminta tetap mentaati rekomendasi dari PVMBG.

(asp)

Sumber Berita : http://nasional.news.viva.co.id/news/read/575114-gunung-soputan-meletus--warga-tak-perlu-mengungsi

Jakarta diramalkan akan tenggelam

Jakarta diramalkan akan tenggelam

Warta

WASPADA ONLINE
(istimewa)
JAKARTA - Staf Khusus Presiden bidang Bantuan Sosial dan Bencana Alam, Andi Arief, menyatakan Jakarta berpotensi tenggelam bukan hanya karena banjir, namun juga akibat gempa tektonik. Pakar menyebutkan, bahwa Pulau Seribu sebagai kelurusan utara dari tinggian Ciputat-Tangerang selalu bergerak naik secara tektonik.

"Teras-teras terumbu yang berkembang di pulau-pulau Seribu itu adalah buktinya. Demikian juga daerah sepanjang garis imajiner Ciputat-Ujung Teluk Naga, itu adalah daerah yang selalu naik. Teras-teras sungai di sepanjang aliran Sungai Cisadane membuktikan gerak tektonik naik tersebut," ujar Andi Arief dalam rilis yang diterima wartawan, hari ini.

Menurut Andi, adanya slicken side, offset, pergeseran di sedimen-sedimen Pleistosen Jakarta membuktikan patahan-patahan Jakarta bisa aktif sewaktu-waktu dalam masa Kwarter ini.

Permasalahan ini sempat dibahas dalam Focused Group Discussion Peluang dan Tantangan Ruang Bawah Tanah DKI Jakarta pada 20 Desember 2012 lalu, yang diikuti oleh sekitar 20 pakar geologi, geofisika, geoteknik, geodesi, geodinamik, konstruksi, air tanah, dan kegempaan.

"Ini menjawab bahwa Jakarta memiliki patahan yang bisa aktif sewaktu-waktu. Jadi bukan hanya ancaman dari Selat Sunda dan sesar sekitar Jakarta saja yang menjadi potensi rusaknya Jakarta akibat gempa," terangnya.

Sebagai tindakan preventif mitigasi bencana gempa bumi dengan adanya indikasi-indikasi patahan aktif tersebut, Andi mengatakan, saat ini sedang diusahakan untuk membuat mikrozonasi gempa di Jakarta sampai ke level 4 yaitu skala 1:25 ribu.

"Dengan demikian, bangunan-bangunan yang didirikan di DKI Jakarta nantinya bisa mengacu pada peta mikrozonasi tersebut untuk didesain dan konstruksi sehingga ramah gempa," katanya.

Lalu bagaimanakah Masa depan Ibu kota negara ini?

Dia menjelaskan, merujuk pada konstelasi tektonik Tersier dan Kwarter yang ada, secara geologi teknik masa depan DKI adalah Teluk Jakarta dan Kepulauan Seribu. "Keduanya merupakan daerah tinggi yang lebih aman daripada dataran banjir Jakarta yang selalu turun," tuturnya.

Dikabarkan, wilayah Jakarta dan sekitarnya akan diguyur hujan sejak pagi hingga malam hari, Sabtu 18 Januari 2014. Demikian prakiraan cuaca Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika dalam situs bmkg.go.id.

Sepanjang hari ini potensi hujan masih cukup tinggi. Diperkirakan hingga esok hari hujan mash akan terus mengguyur Ibu kota.

Saat ini, baik hulu maupun hilir, terjadi fluktuasi hujan yang sangat tinggi. Sehingga warga diimbau untuk terus waspada.

Dari pemantauan BMKG sejak 15 Januari lalu, hujan diperkirakan masih akan berlangsung hingga 22 Januari mendatang. Perkiraan ini berdasarkan kepadatan awan di wilayah selatan Jawa.

Hujan deras selama beberapa terakhir di Jakarta ini disebabkan adanya daerah pertemuan angin yang memanjang dari Sumatera Selatan sampai Nusa Tenggara. Kondisi ini mengakibatkan pertumbuhan awan hujan meningkat terutama di Jakarta dan sekitarnya.

Dari pantauan BMKG, diperkirakan hujan masih akan terpusat di wilayah Selatan Indonesia seperti Jabodetabek, Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatera Barat, Sumatera Selatan dan Nusa tenggara Timur.

Kondisi ini disebabkan masih aktifnya angin Monsun Asia yang yang memanjang dari Sumatera Selatan melalui Jawa hingga Nusa tenggara. Ini menumbuhkan wilayah tekanan rendah yang berpotensi menjadi bibit badai tropis.

Dari pantauan radar cuaca hujan di Jakarta intensitasnya 50 mm/hari sampai 100 mm/hari. Ini akan berdampak pada naiknya permukaan ombak di pantai utara Jakarta dan angin kencang yang mempengaruhi lalu lintas udara serta perjalanan darat lainnya.

Selain angin kerapatan, hujan sangat mengganggu jarak pandang pengendara serta rentannya pohon tumbang yang membahayakan pengguna jalan.

Untuk lalu lintas pelabuhan laut dan bandara, BMKG telah berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan. Kementerian Perhubungan yang kemudian akan melanjutkan informasi ini ke petugas bandara dan Sahbandar untuk mengeluarkan peringatan saat cuaca berubah ekstrim.

Untuk keamanan berlalu lintas, BMKG juga telah menyiapkan layanan kusus SMS dan online melalui Twitter. Untuk kebutuhan informasi cuaca bisa krim SMS pesan dengan menuliskan nama kota kirim ke 2303 atau Twitter @infobmkg. (dat16/viva/infobmkg/wol)

Sumber Berita : http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=313628:jakarta-diramalkan-akan-tenggelam&catid=77:fokuredaksi&Itemid=131
















































Bogor Ditetapkan Darurat Longsor dan Banjir

Bogor Ditetapkan Darurat Longsor dan Banjir

Longsor menerjang Cariu, Bogor, Jawa Barat.

Liputan6.com, Bogor - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor, Jawa Barat, menetapkan status darurat bencana longsor dan banjir selama bulan Desember 2014 hingga Januari 2015.

"Sesuai kurun waktu yang sudah kami tetapkan beberapa waktu lalu, bahwa di bulan Juli sampai Oktober 2014 itu darurat kekeringan, dan November 2014 hingga Januari 2015, Kabupaten Bogor masuk darurat bencana longsor dan juga banjir," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bogor, Yoes Sudrajat di Bogor, Sabtu (27/12/2014).

Yoes mengatakan, menghadapi situasi darurat bencana longsor dan banjir, BPBD Kabupaten Bogor telah melakukan berbagai persiapan dimulai dari apel kesiapsiagaan penanggulangan bencana yang melibatkan sejumlah instansi terkait.

"Kami memiliki personel yang lengkap, selain dari unsur BPBD juga dibantu dari TNI dan Polri yang juga memiliki satuan reaksi cepat tanggap bencana," katanya.

Saat ini, kekuatan personel BPBD Kabupaten Bogor meliputi anggota Tim Reaksi Cepat (TRC) sebanyak 100 personel, anggota Pemadam Kebakaran, PMI, dan jajaran TNI serta Polri.

Untuk pemetaan, lanjut Yoes, terdapat 22 titik rawan bencana longsor dan banjir yang tersebar di wilayah Kabupaten Bogor. "Jumlah ini tidak pasti, karena masih ada daerah yang rawan bencana lainnya di wilayah Kabupaten Bogor," kata dia.

Selama musim hujan, BPBD Kabupaten Bogor juga menerbitkan imbauan kepada masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan kehati-hatian, terutama yang rumahnya di lokasi rawan bencana.

"Tetap waspada selama hujan turun, tingkatkan kehati-hatian. Jaga lingkungan agar tetap bersih, jangan membuang sampah sembarangan, hindari berteduh di bawah pohon besar, jika ada pohon yang lapuk segera ditebang," jelas Yoes.

Sementara itu, hujan yang mengguyur kawasan Kabupaten Bogor sejak Jumat kemarin telah mengakibatkan longsor di 5 titik lokasi yang tersebar di sejumlah wilayah.

2 Lokasi longsor terjadi di kawasan Puncak tepatnya di Jalan Raya Puncak-Riung Gunung dan Kampung Caringin Desa Tugu Utara. 3 Rumah rusak dan satu korban meninggal dunia.

Longsor berikutnya terjadi di Kecamatan Cigombong, 2 desa terkena longsor, yakni Desa Srogol dan Desa Ciburui. Tercatat ada 9 rumah rusak di 2 desa tersebut. 2 Rumah juga rusak diterjang longsor di Desa Lembah Duhur Kecamatan Caringin.

Longsor yang terjadi akibat hujan yang turun cukup lama mulai siang hari hingga dini hari. Sedangkan hari ini hujan dengan intensitas ringan sudah turun sejak pukul 08.30 WIB sehingga masyarakat diimbau waspada akan terjadinya bencana alam. (Ant/Ado/Ali)

Sumber Berita : http://news.liputan6.com/read/2153006/bogor-ditetapkan-darurat-longsor-dan-banjir

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. kumpulan berita bencana geologi dan fenomena alam - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger