Headlines News :

sponsor

Topics :
Powered by Blogger.
Menu :

TRANSLATE

Puting Beliung Rusak 21 Rumah

Puting Beliung Rusak 21 Rumah

Tribun Jogja/ Hari Susmayanti

Ilustrasi: Beberapa warga sedang mengevakuasi puing-puing rumah milik Sastro Taruno yang roboh akibat terpaan angin kencang, Senin (23/2/2015).

TRIBUNJOGJA.COM, DEMAK - Dua desa di Kecamatan Mranggen, Demak, diterjang puting beliung, Rabu (25/3/2015) sore. Akibat bencana itu, sebanyak 21 rumah warga rusak, bahkan satu di antaranya roboh.

Rumah yang rusak itu tersebar di Desa Menur sebanyak 15 unit dan di Desa Waru 6 unit. Sementara rumah yang roboh berada di Desa Waru, yakni milik Ngadimin, warga RT 3 RW 7.

"Korban jiwa nihil. Kerusakan rata-rata pada bagian atap genting yang pecah berjatuhan karena diterbangkan angin kencang," ungkap Danramil Mranggen, Kapten Arm Utomo, Rabu.

Pada saat kejadian, sambung Utomo, awan hitam menutupi langit Desa Menur dan Desa Waru, kemudian datang angin kencang dari arah timur ke barat menuju pemukiman penduduk. Angin kemudian berputar-putar melewati dua desa tersebut dan menyapu rumah warga, kemudian disusul hujan deras.

"Kejadiannya berlangsung cepat, hanya lima menit," kata Utomo.

"Sebanyak 20 pohon mahoni di sepanjang jalan penghubung Desa Menur ke Desa Ngemplak, Kecamatan Mranggen, juga roboh terangkat hingga akar akibat anggin puting beliung," sambungnya.

Setelah puting beliung reda, warga dibantu Koramil Mranggen, Polsek Mranggen dan BPBD Demak, bergotong-royong melakukan perbaikan darurat atap rumah warga yang rusak dan menyingkirkan pohon yang tumbang di jalanan.

"Kerugian materil diperkirakan Rp 50 juta. Sudah 15 tahun lebih, baru kali ini angin puting beliung melanda Desa Waru dan Desa Menur," pungkasnya. (*)

Sumber Berita : http://jogja.tribunnews.com/2015/03/25/puting-beliung-rusak-21-rumah

Tim SAR Temukan Enam Korban Longsor Sukabumi

Tim SAR Temukan Enam Korban Longsor Sukabumi

TRIBUNJOGJA.COM, SUKABUMI - Tim SAR gabungan dari TNI/Polri, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, Basarnas dan relawan hingga saat ini sudah menemukan enam korban yang tertimbun longsor di Kampung Cimerak.

"Sudah enam korban kami temukan, jadi tinggal empat korban lagi yang belum ditemukan," kata Dandim 0607 Sukabumi, Letkol (Arm) Syaripudin di Sukabumi, Minggu (29/3/2015).

Adapun nama-nama korban tanah longsor di Desa Tegalpanjang, Kecamatan Cireunghas, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat yang sudah ditemukan yakni, Aisyah (50), Sopardi (56), Dede (40), Elsa (15), Egi (6) dan Maya (13). Seluruh korban ditemukan tidak jauh dari tempat tinggal mereka dan dalam keadaan meninggal dunia.

Sementara, Kapolres Sukabumi Kota, AKBD Diki Budiman mengatakan pihaknya masih menyelidiki jumlah korban yang tertimbun longsor karena ada informasi ada dua warga yang melintas di lokasi saat bencana terjadi.

Maka dari itu, pihaknya tetap melakukan pencarian, jika benar maka jumlah korban bisa saja bertambah menjadi 12 orang. Selain itu, ada dua korban yang berhasil diselamatkan ke tempat yang lebih aman.

"Jika kondisi cuaca mendukung maka pencarian akan terus dilakukan pada hari ini hingga seluruh korban ditemukan dan kami targetkan operasi SAR ini bisa selesai pada hari ini," tambahnya.

Sementara, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sukabumi, Usman Susilo mengatakan informasi yang masuk kepada pihaknya ada 10 korban yang tertimbun longsor. Namun pihaknya masih melakukan pendataan karena khawatir ada korban lainnya.

"Dari data sementara ada 11 rumah yang rata dengan tanah akibat tertimbun longsor itu, dan puluhan lainnya terancam. Maka dari itu, warga yang rumahnya terancam longsor warganya kami ungsikan ke tempat yang lebih aman," katanya. (*)

Sumber Berita : Tribunnews.com

Dua Tahun Berlalu, Meteor Chelyabinsk Masih Misterius

Dua Tahun Berlalu, Meteor Chelyabinsk Masih Misterius

Peneliti belum menemukan asal usul pasti meteorit tersebut.

Jejak meteor terlihat di atas blok apartemen di Chelyabinsk, Ural, Rusia (REUTERS/OOO Spetszakaz)

VIVA.co.id - Dua tahun lalu, langit di Chelyabinsk mendadak muncul benda yang meluncur menyala dan mengeluarkan asap.

Saat memasuki langit wilayah Rusia tersebut, diiringi dengan ledakan. Belakangan diketahui, benda tersebut adalah meteor yang masuk ke atmosfer bumi.

Meski telah dua tahun berlalu, ilmuwan sampai detik ini belum mampu mengungkap misteri asal usul batu meteor tersebut.

Melansir Space, Selasa, 17 Februari 2015, pada awalnya ilmuwan berpikir meteor Chelyabinsk itu muncul dari asteroid dekat bumi, 1999 NC43, yang berukuran 2 Kilometer. Keyakinan itu dilandasi pengamatan lebih dekat pada 1999 NC43, yang mana orbit dan komposisi mineral asteroid menunjukkan adanya kesamaan dengan meteor Rusia itu.

"Kedua badan itu berbagi orbit yang sama mengelilingi matahari dan studi awal menunjukkan komposisi yang sama," tulis Vishnu Reddy, penulis utama studi dari badan non profit Planetary Science Institute di Tucson, Arizona, AS.

Namun, belakangan temuan menunjukkan hal yang berbeda. Reddy mengatakan temuan teranyar menunjukkan komposisi meteor Chelyabinsk yang ditemukan setelah kejadian, mirip dengan jenis meteor umum yang disebut LL chondrite.

"Asteroid dekat bumi (1999 NC43) memiliki komposisi yang jelas berbeda dengan ini," tambahnya.

Bersama tim penelitinya, Reddy menjelaskan sulit memprediksi asteroid apa yang telah meluncurkan serpihan meteor itu ke bumi.

"Karena kebanyakan asteroid begitu kecil dan orbit mereka 'kacau', ini yang membuat sulit itu dikaitkan," kata penulis dalam studinya.

Sebagaimana diketahui dampak meteor Chelyabinsk pada dua tahun lalu sangat menyedihkan. Meteor berukuran sekitar 20 meter itu telah melukai lebih dari 1200 orang. Dampak ledakan saat meluncur ke daratan Rusia, kaca jendela pemukiman dan industri di Chelyabinsk pecah. Banyak penduduk yang terluka akibat insiden tersebut.

Sumber Berita : Viva.co.id

Gerhana Matahari Langka Pekan Ini Diyakini Sinyal Kiamat

Gerhana Matahari Langka Pekan Ini Diyakini Sinyal Kiamat

"Jadi secara historis, ini adalah hari penghakiman,".

Fenomena Gerhana Matahari Sebagian (GMS) diamati dengan menggunakan teleskop di Taman Pintar, Yogyakarta, Jumat (10/5/2013). (ANTARA/Noveradika)

VIVA.co.id - Gerhana matahari langka yang bakal terjadi Jumat pekan ini disambut sebagai peringatan serius bagi umat manusia. Dikutip dari Daily Mail, Kamis 19 Maret 2015, seorang pendeta di Eropa, Mark Blitz mengklaim gerhana yang puncaknya terjadi pada Jumat, 20 Maret itu menunjukkan simbol khusus karena bertepatan dengan pada upacara maupun kalender keagamaan.

Blitz berlandaskan hal itu pada ketentuan dalam kitab suci. Waktu terjadinya gerhana yang bakal melanda sebagian wilayah Eropa itu bertepatan dengan hari pertama musim semi dan hari pertama kalender Yahudi.

"Peristiwa besar itu adalah bagian paling awal tahun baru agama. Sementara Alkitab memberitahu kepada kita akan ada tanda-tanda di langit pada hari raya. Dan ini adalah tanda yang sangat penting," kata Blitz dalam wawancara WorldNetDaily (WND) yang dikutip Daily Mail.

Dari sisi hari peristiwa, kata dia, gerhana itu bertepatan dengan ritual Nabi Musa menyelenggarakan upacara perkemahan.

"Jadi secara historis, ini adalah hari penghakiman. Peristiwa ini kemungkinan juga pesan dari tuhan ke seluruh dunia," kata dia.

Momentum gerhana matahari langka ini memang unik. Gerhana yang terjadi bertepatan dengan musim semi equinox hanya terjadi dalam 100 ribu tahun. Dengan kekhasan ini, Blitz berpendapat, fenomena alam itu mewakili masalah yang tengah melanda Eropa.

Gerhana matahari sebagian ini juga cukup langka. Peristiwa sejenis terjadi pada 1999.

Gerhana langka ini juga istimewa sebab akan diselimuti supermoon yang berwarna merah atau dikenal bulan merah darah (blood moon).

Ada yang meyakini ramalan bulan darah menjadi penanda dunia akan segera berakhir.

Merujuk pada kalender astronomi, antara rentang Oktober tahun lalu hingga Oktober tahun ini, akan ada gerhana matahari yang diikuti empat penampakan bulan merah darah. Penampakan bulan darah pertama terjadi pada 15 April dan disusul 8 Oktober tahun lalu.

Kemudian setelah gerhana matahari 20 Maret ini, tepatnya 4 April akan ada penampakan bulan darah ketiga. Diperkirakan bulan darah terakhir akan terjadi pada 28 september 2015, setelah sebelumnya terjadi gerhana matahari pada 13 September 2015.

Blitz juga mengatakan terjadinya peristiwa bulan merah darah empat kali berturut-turut, menunjukkan peristiwa besar di masa lalu. Ia menyebutkan pada 1967, empat bulan merah darah bertepatan saat Israel merebut Yerussalem.

Terlepas benar atau tidak peringatan yang disampaikan itu, para ahli di Eropa mengingatkan gerhana matahari dua jam nanti bisa menimbulkan masalah bagi stasiun tenaga surya di seluruh Benua Biru.

Sekitar tiga persen dari total konsumsi energi Eropa berasal dari tenaga surya. Ilmuwan mengatakan gerhana kali ini berisiko menimbulkan pemadaman yang lebih besar dari sebelumnya.

Sumber Berita : viva.co.id

Beberapa Permukiman di Ibukota Kembali Terendam Banjir

Liputan6.com, Jakarta - Meluapnya Sungai Ciliwung mengakibatkan banjir di kawasan RW 3 Kampung Pulo, Kampung Melayu, Jakarta Timur, pagi tadi. Di sejumlah lokasi yang berada di pinggir sungai, ketinggian air bahkan mencapai 3 meter. Meski demikian warga tetap berupaya beraktivitas seperti biasa. Sebagian warga lain tetap bertahan di lantai 2 rumah mereka.

Seperti yang ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Senin (23/3/2015), sejumlah pengendara yang melintas di Jalan Jatinegara Barat harus ekstra sabar. Sebab ratusan kendaraan warga Kampung Pulo yang terkena banjir diparkir di pinggir jalan.

Akibat banyaknya motor yang diparkir di tepi jalan, kemacetan lalu lintas terjadi sejak dari Jalan Otto Iskandar Dinata (Otista). Arus lalu lintas menuju ke arah Jalan Matraman Raya juga sangat terganggu.

Banjir akibat meluapnya Sungai Ciliwung juga kembali merendam ratusan rumah di Kelurahan Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan. Padahal pekan silam kawasan padat penduduk itu sempat digenangi air selama 2 hari. Ketinggian air bahkan mencapai 1,5 meter di sejumlah lokasi.

Tidak hanya rumah warga, sebuah sekolah juga terpaksa menghentikan aktivitas belajar-mengajar karena bangunan sekolah terendam banjir. Karena libur, anak-anak sekolah yang rumahnya kebanjiran mengisi waktu dengan bermain air di jalan raya yang tergenang.

Hujan deras yang turun sejak Minggu malam kemarin hingga dini hari tadi juga masih menyisakan genangan di sejumlah permukiman kawasan Pesing, Jakarta Barat. Selain akibat hujan, luapan Kali Sekretaris juga menjadi pemicu terjadinya banjir di kawasan padat penduduk itu.

Berjalan menembus genangan air menjadi aktivitas utama di Senin pagi tadi termasuk bagi sejumlah pelajar. Warga Pesing khawatir bibit penyakit cepat menyebar karena air banjir di kawasam tersebut sangat kotor dan berwarna kecoklatan.

Banjir di Ibukota juga merendam kawasan padat penduduk di Kampung Gusti, Penjaringan, Jakarta Utara. Genangan air di kawasan ini terjadi akibat luapan dari Kali Angke.

Meski lingkungannya tergenang air, warga tetap berupaya menjalankan aktivitasnya seperti biasa. Untuk menyelamatkan perabot rumah tangga dan barang elektronik, warga meletakkannya di tempat yang aman dari rendaman banjir. (Nfs/Ans)

Sumber Berita : Liputan6.com

Kali Krukut, Sunter, Ciliwung Meluap, Ratusan Rumah Terendam

Kali Krukut, Sunter, Ciliwung Meluap, Ratusan Rumah Terendam

(Liputan 6 TV)

Liputan6.com, Jakarta - Banjir setinggi 1,5 meter merendam ratusan rumah di 2 RW Kelurahan Cipinang Melayu, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur. 400 kepala keluarga kembali dipusingkan akibat banjir yang datang sejak Jumat 20 Maret malam karena meluapnya Kali Sunter.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Sabtu (21/3/2015), sebagian warga memilih tinggal di posko pengungsian Kecamatan Makasar di Masjid Raya, Universitas Borobudur.

Namun bagi anak-anak di RW 3, Cipinang Melayu situasi ini dimanfaatkan untuk bermain.

Luapan Kali Krukut yang melalui wilayah RT 12 RW 01, Kelurahan Pondok Labu juga merendam perumahan warga hingga 1 meter pada Jumat kemarin.

Sejumlah kendaraan roda 2 milik warga yang berada di Jalan Haji Ipin RT 12 RW 01, Kelurahan Pondok Labu, Jakarta Selatan pun dievakuasi di atas jembatan agar tidak terendam banjir. Kini warga mulai membersihkan rumah mereka.

Sedangkan suasana di pemukiman warga di kawasan Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan pada Sabtu pagi tadi hingga kini belum juga surut. Selain rumah warga sebuah gedung sekolah juga ikut terendam.

Kini ketinggian air mencapai 1 meter dan sedikitnya 300 rumah di 4 RT di RW 10 masih terendam banjir.

Banjir yang merendam kawasan pemukiman padat penduduk di Bukit Duri ini terjadi menyusul meluapnya aliran Kali Ciliwung akibat hujan lokal. Bukan banjir kiriman dari Bogor, Jawa Barat. (Mar/Mvi)

Sumber Berita : http://news.liputan6.com/read/2194714/kali-krukut-sunter-ciliwung-meluap-ratusan-rumah-terendam

Banjir Rendam Indramayu Capai Ketinggian hingga 3 Meter

Banjir Rendam Indramayu Capai Ketinggian hingga 3 Meter

Banjir merendam ribuan rumah di Kabupaten Cirebon, Metrotvnews.com/ Sobih Abdul Wahid

Metrotvnews.com, Indramayu: Banjir yang merendam enam kecamatan di Indramayu, Jawa Barat, mencapai ketinggian satu hingga tiga meter, Senin 16 Maret. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Indramayu pun memfokuskan penanganan dengan menyelamatkan warga dari lokasi banjir.

Salah satu wilayah yang terendam banjir yaitu Desa Pilang Sari, Kecamatan Jatibarang. Sebanyak 1.200 warga terkena imbas banjir. Sebagian warga sudah berada di pengungsian. Sebagian lain masih dalam proses evakuasi.

Pemkab menurunkan SAR untuk mengevakuasi warga. SAR mendapat bantuan dari Polres, TNI, dan Tagana. Pemkab pun mendirikan posko darurat di enam titik yang berdekatan dengan lokasi banjir.

Sementara itu, jalur utama Pantura terendam hingga ketinggian 80 Cm sampai dengan 1 Meter. Polisi lalu lintas pun mengarahkan pengendara melintasi jalur alternatif yang bebas banjir.

Arus lalu lintas dari Cirebon menuju Jakarta menggunakan jalur Karangampel hingga Loh Bener. Sementara lalu lintas dari Jakarta menuju Jawa Tengah melintasi jalur Loh Bener-Kota Indramayu-Cirebon.

Banjir terjadi sejak kemarin malam. Banjir merupakan kiriman dari hulu Sungai Cimanuk. Selain Indramayu, sejumlah kabupaten pun banjir seperti Garut, Majalengka, dan Sumedang.

Sumber Berita: http://jabar.metrotvnews.com/read/2015/03/16/371924/banjir-rendam-indramayu-capai-ketinggian-hingga-3-meter

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. kumpulan berita bencana geologi dan fenomena alam - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger