Reuters, CNN Indonesia
Satu Juta Orang Mengungsi di Filipina Badai Hagupit melanda Filipina Timur yang masih belum pulih dari kerusakan akibat Badai Haiyan tahun lalu. (Reuters/Erwin Frames)
Manila, CNN Indonesia -- Badai Hagupit menerjang wilayah Filipina Timur yang menyebabkan hujan deras dan anig kencang sehingga banyak pohon dan tiang listrik roboh di wilayah yang masih belum keluar dari dampak serangan badai kuat 13 bulan lalu.
Sekita satu juta orang telah diungsikan ke tempat-tempat perlindungan ketika Badai Hagupit melanda dalam operasi yang menurut satu badan PBB merupakan evakuasi masa damai terbesar di dunia.
Ketika badai ini menerjang dari Lautan Pasifik, aliran listrik putus di sebagian wilayah pulau Smar dan provinsi Leyte termasuk ibukota Tacloban yang tahun lalu menjadi wilayah yang paling hancur akibat Badai Haiyan.
"Angin bertiup sangat kencang sehingga seperti berputar," ujar Mabel Evardone, pejabat di kota Sulat, Samar Timur, seperti dikutip radio lokal. "Air laut sekarang sudah naik."
Belum ada laporan mengenai korban jiwa akibat badai ini.
Kekuatan Hagupit berkurang sehingga masuk badai kategori badai, dua tingkat di bawah "super typhoon", tetapi masih bisa menyebabkan kerusakan besar karena hujan deras dan angin ribut yang bisa mencapai ketinggian hingga 4,5 meter.
Biro Cuaca PAGASA mengatakan pusat badai ini menerjang kota Dolores, Samar Timur pada pukul 9.15 waktu setempat dan kekuatan badai tetap bertahan dengan angin berkekuatan 175 kilometer per jam di dekat pusat badai dan tiupan mencapai 210 kilometer per jam.
"Hujan deras diperkirakan turun di Samar Timur karena Badai Ruby sudah lama berputar di wilayah pesisir," ujar Jori Loiz, peramal cuaca yang merujuk pada nama Hagupit dalam bahasa setempat.
Biro ramalan cuaca mengatakan Hagupit tetap berada di jalur menuju provinsi-provinsi Masbate, Romblon dan Oriental Mindoro, sebelah utara dari wilayah yang tahun lalu hancur akibat badai Haiyan.
Sebelumnya Pagasa meramalkan badai bergerak ke sebelah utara barat laut dengan kecepatan 16 kilometer per jam.
"Badai Ruby akan berdampak parah," ujar Menteri Dalam Negeri Manuel Roxas kepada radio pemerintah. "Mari kita waspada. Mari mengungsi untuk mencegah korban di keluarga anda."
Maskapai penerbangan Philippine Airlines dan Cebu Pacific membatalkan sekitar 200 penerbangan ke Filipina tengah dan selatan pada Sabtu (6/12).
Badan bencana nasional mengatakan penduduk desa-desa yang terletak di dataran rendah dan rentan dengan tanah longsor telah mengungsikan diri ke sekolah-sekolah, gedung masyarakat, balaikota, gedung olahraga dan gereja.
"Kami menerima laporan bahwa sekitar satu juta orang telah mengungsi. Sudah ada kesadaran untuk bertindak lebih awal dan bekerja sama dan melakukan evakuasi sebelum bencana tiba," ujar Gwendolyn Pang, sekjen Palang Merah Filipina, dalam acara televisi.
Setidaknya 50 pemerintah kota di Filipina tengah dan bagian selatan pulau Luzon berisiko terkena badai.
Tetapi badai ini dilaporkan tidak akan menerjang ibukota Manila yang berpenduduk sekitar 12 juta orang.
Sekitar satu juta orang telah mengungsi ke tempat-tempat aman untuk menghindari bahaya Badai Hagupit. (Reuters/Stringer)
"Badai Hagupit mendorong salah satu evakuasi terbesar yang pernah kita lihat di masa damai," ujar Denis McClean, juru bicara Kantor PBB untuk Pengurangan Risiko Bencana di Jenewa.
Badan bantuan Refugee International mengeluarkan pernyataan bahwa pihaknya "sangat khawatir' dengan keamanan pusat-pusat pengungsian.
"Penilaian di pusat-pusat pengungsian di wilayah yang diterjang badai menunjukkan bahwa di beberapa tempat seperti Samar Timur, kurang dari 10 persen pusat pengungsian tidak akan bisa menahan terjangan bagai," ujar kelompok ini.
Pembelajaran
Mayor Emmanuel Garcia, komandan angkatan ke-7 angkatan bersenjata, mengatakan Amerika Serikat telah menawarkan pengerahan sembilan pesawat pengakut C-130, tiga P3C-Orion dan pekerja medis dan penyelamatan.
Dia menambahkan bahwa sejumlah negara lain juga sudah menyatakan siap untuk membantu negara yang rentan akan bencana alam ini.
Kepualuan Samar dan Leyte menjadi wilayah yang mengalami kerusakan paling parah ketika angin dan badai berkekuatan 250 kilometer per jam akibat menerjang akibat Badai Haiyan pada November tahun lalu.
"Banyak pembelajaran yang dipetik dari bencana tahun lalu," ujar Greg Matthews, penasehat reaksi bencana Komite Penyelamatan Internasional.
"Petugas kami di lapangan melaporkan bahwa masyarakat sudah mengungsi tanpa diperintah. Mereka sudah sadar dengan situasi ini."
Haiyan, salah satu badai terkuat yang menerjang daratan, menyebabkan tujuh ribu orang tewas atau hilang dan lebih dari empat juga orang kehilangan rumah atau rumahnya hancur.
Sekitar 25 ribu orang di Samar Timur dan Leyte masih tinggal di tenda-tenda atau tempat pengungsian.
Badan kemanusiaan internasional dan LSM, yang sudah membantu komunitas korban Haiyan di Filipina Tengah, sudah memobilisasi bantuan dan upaya penyelamatan untuk periode setelah badai Hagupit melanda.
Tentara pun dikerahkan di pusat-pusat perkotaan, terutama di Tacloban City, dimana tahun lalu terjadi penjarahan.
"Tentara akan membantu polisi menegakkan perdamaian dan ketertiban serta mencegah penjarahan," ujar Kolonel Restituto Padilla Jr. jubir militer.
(yns)
Sumber berita :
http://www.cnnindonesia.com/internasional/20141206230921-106-16292/satu-juta-orang-mengungsi-di-filipina/