Headlines News :

sponsor

Topics :
Powered by Blogger.
Menu :

TRANSLATE

FAN PAGE K-3

Blog Archive

Suara Aneh di Langit, Fenomena Alam ataukah Terompet Kiamat?

Suara Aneh di Langit, Fenomena Alam ataukah Terompet Kiamat?

Sudah banyak orang awam yang takut. Tapi para ilmuwan justru penasaran

Ilustrasi langit (www.dailymail.co.uk/Matt Power)


VIVA.co.id - Warga dunia tengah bertanya-tanya atas munculnya suatu fenonema aneh. Bunyi misterius mirip suara terompet, terdengar membahana di langit.

Dilansir melalui The Inquisitr, Selasa 25 Mei 2015, anehnya tidak satu dua orang saja yang mendengar suara aneh itu. Banyak orang yang mengaku mendengar suara serupa. Dan suara itu terdengar di berbagai negara berbeda di langit belahan dunia. Dari Eropa hingga Australia.

Warga dari Kanada, Ukraina, Belarus, Amerika Serikat, Australia, dan Jerman mengaku mendengar suara tersebut.

Saking anehnya suara yang muncul, beberapa saksi yang mendengar fenomena ini merekam momen tersebut, dan mengunggah ke situs video YouTube.

Salah satu video yang memperlihatkan seorang anak terpaku dengan suara terompet itu mendapatkan jumlah pengunjung paling banyak, lebih dari 1,7 juta. Video itu diposting pengguna dengan nama akun Papa Schlumpf, yang berasal dari Jerman, diunggah sejak 4 April 2015.

Rekaman suara terompet juga diunggah seorang wanita ibu rumah tangga di Kanada, Kimberly Wookey. Video Wookey langsung ditonton lebih dari setengah juta orang, sejak diposting 7 Mei 2015.

Selah ditelusuri, suara aneh itu telah berlangsung cukup lama. Dalam penelusuran melalui video yang diposting di YouTube, suara misterius terompet itu telah terekam sejak 10 tahun lalu.

Penelusuran juga ditemukan, setidaknya sudah ada 150 video yang berkaitan dengan suara aneh terompet yang membahana di langit. Pengguna internet makin antusias dan penasaran dengan fenomena tersebut.

Suara misterius itu pun membuat takut beberapa yang mendengarnya. Merera terbawa pada bayang akhir zaman dan dunia, kiamat. Suara itu disebut bunyi terompet akhir zaman, sangkakala.

Setelah mendengar suara terompet aneh itu, umumnya saksi pendengar tidur dengan tidak nyenyak. Mereka selalu mendapatkan mimpi buruk, saat tidur di malam hari. Salah satunya yang dialami Aaron Traylor, yang merekam suara itu pada 18 Februari 2012.

"Saya selalu mendapat mimpi buruk sejak memposting video suara itu. Seolah langit ingin menunjukkan sesuatu. Itu mimpi yang sangat buruk. Saya telah mengikuti fenomena suara aneh itu ke seluruh dunia melalui YouTube. Lalu, saya teringat tentang hari kiamat. Apakah mungkin ini adalah suara panggilan kiamat?" ujar Traylor.

Pengakuan serupa juga muncul dari Wookey. Dalam waktu yang berbeda, Wookey memposting dua video 'suara sangkakala'. Dia mengaku telah dua kali menemukan adanya suara misterius yang diklaimnya sebagai penanda kiamat.

"Ini kali kedua saya mendengar suara misterius ini di Kanada. Pertama adalah pada 19 Juni 2013. Saya kaget waktu mendengar suara bising itu karena saya juga belum pernah mengenal suara itu sebelumnya. Anak saya pun ketakukan dengan suara itu," ujarnya.

Spekulasi lain pun bermunculan seakan ingin menjelaskan suara misterius.

Teori 'suara sangkakala'
Ada yang meyakini fenomena tersebut berasal dari dalam bumi untuk memunculkan gempa, atau mungkin ledakan gas metan, gelombang pasang, pergeseran bukit pasir, radiasi elektromagnetik, interferensi perangkat komunikasi nirkabel, gas tekanan tinggi, sampai uji coba teknologi pengendali pikiran.

Ada juga yang menganggapnya sebagai suara alien, atau meteor. Sedangkan penduduk religius percaya, jika itu adalah terompet sangkakala, penanda kiamat.

Sedangkan bagi ahli astronomi dari Badan Luar Angkasa Amerika (NASA) memiliki pendapat lain.

Dilansir melalui Tech Times, Selasa 26 Mei 2015, ilmuwan NASA percaya jika suara itu kemungkinan adalah suara latar dari bumi. Mereka percaya jika bumi memiliki suara-suara yang sebenarnya bisa didengar.

"Jika manusia memiliki antena radio, bukan kuping, maka kita bisa mendengar simfoni indah dari suara-suara yang aneh. Suara-suara itu berasal dari planet kita sendiri," kata juru bicara NASA.

Menurut NASA, suara itu hampir mirip dengan latar musik yang biasanya ada di film fiksi sains klasik. Namun, kata NASA, suara-suara yang tadi dia jelaskan di atas bukanlah fiksi atau khayalan semata. Bumi memang memiliki suara latarnya sendiri.

"Emisi radio alam yang berasal dari planet kita ini benar-benar nyata. Kebanyakan orang tidak sadar akan fenomena ini namun suara itu benar-benar muncul di sekitar kita, setiap saat," ujar NASA menambahkan.

Teori lain disampaikan pakar bumi dari Universitas Oklahoma, Amerika Serikat, David Deming. Dikutip dari Daily Mail, Selasa 26 Mei 2015, Deming sebelumnya telah menyadari adanya kemungkinan fenomena semacam itu.

Dia pernah menulis tentang fenomena yang disebut The Hum. Istilah itu dimunculkan untuk menamakan suara misterius yang tak bisa dilacak, dan telah didengar pada lokasi tertentu di belahan dunia. Suara The Hum ini, tulis Deming, telah didengar oleh 2-10 persen populasi dunia.

Soal suara misterius yang mirip terompet, Deming berteori, kemungkinan suara itu berasal dari transmisi telepon dan pesawat terbang yang dioperasikan oleh Angkatan Laut Amerika Serikat. Kata dia, militer AS itu diketahui tengah menguji sebuah komunikasi bawah laut.

Sementara itu, ahli gempa dari Southern Methodist University, Dallas, AS, Brian W Stump berteori bahwa gempa bisa menimbulkan suara yang dimaksud dan dapat didengar.

Di luar teori di atas, spekulasi pun berkembang pada platform online. Spekulas makin beragam. Di antaranya yaitu :

1. Putaran lempeng tektonik

Dugaan ini menyebutkan bahwa akibat dari pergerakan lempeng menimbulkan suara. Lempeng tektonik merupakan potongan dari kerak Bumi dan mantel teratas Bumi.

Lempeng ini memiliki tebal 100 kilometer dan terdiri atas dua jenis bahan utama yaitu kerak samudera dan kerak benua.

2. Tekanan atmosfer

Tekanan ini didefinisikan sebagai kekuatan pada area tertentu yang memengaruhi permukaan melalui berat udara di atas permukaan. Kondisi itu menciptakan suara.

3. Suara kereta yang bolak-balik

Kebisingan suara dari kereta yang bolak-balik di atas rel jelas diduga menyebabkan suara misterius itu. Suara bising dimunculkan akibat reaksi dari rel dan kabel kereta yang terlalu panas.

4. Bangunan konstruksi

Suara dari pembangunan gedung pada area yang sama juga bisa menyebabkan suara yang sama pada daerah tertentu.

5. Senjata rahasia AS

Suara misterius itu dikaitkan dengan proyek senjata rahasia pemerintah AS. Kabar berembus, sebab militer AS tengah menguji senjata High Frequency Active Auroral Research Program (HAARP) yang digunakan untuk kepentingan pertahanan dan modifikasi cuaca.

Sementara itu, spekulasi lain menyebutkan, suara terompet itu adalah tiupan sangkakala yang sudah dijelaskan dalam ajaran kitab suci kaum beragama. Bagi kaum beriman, suara tersebut diyakini sebagai tanda kiamat. Ada juga spekulasi itu adalah suara dari mahluk asing atau alien.

Menelusuri sumber suara
Terkait kontroversi asal muasal dan penyebab suara aneh tersebut, Ketua Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Thomas Djamaluddin menjelaskan suara misterius itu sangat besar berasal dari permukaan bumi.

"Kemungkinan berasal dari luar angkasa itu tak mungkin sebab tak ada perambat," jelas Thomas kepada VIVA.co.id, Selasa 26 Mei 2015.

Dia mengatakan suara pada dasarnya membutuhkan gelombang udara sebagai perambat. Dengan demikian, gagasan suara misterius itu muncul dari luar angkasa, menurutnya bisa diabaikan, sebab di luar angkasa tak ada atmosfer.

"Suara dari luar angkasa masuk (terdengar) ke bumi itu tidak mungkin, sebab tak ada perambat suara," kata dia.

Sedangkan terhadap teori yang menyebutkan suara misterius itu muncul dari dalam bumi, Thomas juga membantahnya.

Menurut dia, jika suara berasal dari dalam bumi maka seharusnya akan muncul getaran di permukaan. Sementara pada kasus berbagai video unggahan suara misterius itu, dilaporkan tak ada getaran yang muncul di permukaan.

"Kalau dari dalam, pasti ada getaran di bumi dan itu terasa. Jadi tak mungkin itu dari dalam tanpa getaran terus tiba-tiba muncul suara," ujarnya.

Sedangkan soal banyaknya fenomena yang terjadi di berbagai wilayah di belahan dunia, jebolan doktor Kyoto University, Jepang itu mengatakan suara aneh itu tak muncul dalam waktu serentak di belahan dunia.

Menurutnya, suara aneh itu kasusnya terpisah dan dengung suara yang muncul juga berbeda, tak sama.

"Kasus itu tak terjadi bersamaan dan itu bersumber dari sumber lokal," kata Thomas.

Soal penyebab munculnya suara misterius itu, Thomas berteori itu terjadi akibat fenomena alam atau proses aktivitas manusia.

Soal fenomena alami, suara misterius itu bisa muncul, kata Thomas, akibat dari interaksi antara angin dan lingkungan sekitar. Sedangkan dari sisi aktivitas manusia, suara bisa muncul dari beragam penyebab. Di antaranya bisa saja dari peralatan dari industri pabrik, fasilitas penelitian dan lainnya.

Ia menyontohkan, fasilitas LAPAN di Kotatabang, Agam, Sumatera Barat memiliki alat pendeteksi yang menimbulkan suara aneh.

"Pada fasilitas itu ada radar atmosfer. Fasilitas itu mengeluarkan suara keras sekali seperti suara harimau mengaum," kata dia.

Bagi masyarakat awam di sekitar fasilitas itu, kata dia, suara dari radar atmosfer itu bisa dianggap aneh dan menimbulkan penafsiran beragam dari masyarakat.

"Nah bisa juga fasilitas semacam itu ada di tempat lain, entah dari industri atau dari fasilitas penelitian. Yang jelas itu bukan dari luar bumi," kata pria kelahiran Cirebon tersebut.

Atas dasar dan penjelasan itu, Thomas menegaskan bahwa suara aneh tersebut bukan berasal dari luar angkasa, tapi muncul dari permukaan bumi.

Dari dalam bumi
Sama halnya dengan Thomas, Guru Besar Departemen Astronomi Institut Teknologi Bandung (ITB), Suryadi Siregar menyebutkan munculnya suara aneh itu disebabkan dua faktor yaitu fenomena alam dan aktivitas manusia.

Suryadi berbeda dengan Thomas. Ia mengambil perpektif suara bisa muncul dari dalam bumi.

Untuk fenomena alam, Suryadi berpendapat suara bisa muncul karena dipicu gerak lempeng dari bumi. Sementara posisi bumi menurutnya seperti kapal besar di lautan yang mengapung. Sehingga saat ada pergeseran lempeng, biasanya memunculkan bunyi yang agak keras.

"Suara akan jelas saat keadaan hening," kata dia kepada VIVA.co.id.

Mengenai suara khas seperti suara terompet, Suryadi menjelaskan hal itu bisa terjadi karena udara yang keluar dari rongga. Proses ini membuat suara yang muncul seperti suara harmoni yang teratur.

Soal suara yang dipicu dari dalam bumi bisa muncul ke permukaan, kata Suryadi mungkin saja. Sebab inti bumi terdiri dari cairan magma. Inilah yang menurutnya bisa menjadi perambat suara.

"Setiap ada gerakan terjadi (di dalam bumi) maka terjadi pergerakan lempeng dan kemudian diiringi bunyi yang muncul," jelas dia.

Sedangkan untuk penyebab dari aktivitas manusia, Suryadi menjelaskan, bisa terjadi karena ada proses interaksi di udara.

Ia menyebutkan dampak kegiatan manusia membuat kandungan udara berubah. Kondisi itu kemudian membawa perubahan tekanan aliran arus angin. Tekanan itu terus akan melewati celah batu karang dan gunung hingga terdengar suara aneh.

"Kandungan udara berubah bisa juga akibat kegiatan manusia yang melebihi batas, lapisan ozon yang terkikis karena penggunaan freon maupun kerusakan hutan dari kebakaran," kata dia.

Secara prinsip, Suryadi menyebutkan penyebab lebih di permukaan dan di dalam bumi. Untuk kemungkinan penyebab dari luar angkasa, kata dia, sangat kecil kemungkinannya.

Thomas mengungkapkan sejauh ini belum ada laporan dari masyarakat kepada LAPAN terkait dengan munculnya suara misterius yang kini tengah menjadi perbincangan hangat di online.

Dalam kesempatan itu, Thomas juga mengatakan tidak ada dampak bahaya dari efek suara yang muncul di permukaan bumi tersebut.

Ia berpesan kepada masyarakat Indonesia agar teliti dalam mengakses informasi terkait suara misterius tersebut. Thomas mengajak masyarakat untuk berpikir logis, mengambil informasi berdasarkan analisis yang ilmiah.

"Jadi kalau ada yang mengatakan itu adalah suara alien, itu tak ilmiah," kata Thomas. (ren)

Sumber Berita : viva.co.id

















































































































































Danau Kelimutu Kembali Berubah Warna

Danau Kelimutu Kembali Berubah Warna

Danau Kelimutu di Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur, (18/6). TEMPO/Arif Fadillah

TEMPO.CO, Kupang - Danau tiga warna Kelimutu di Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT), kembali berubah warna, setelah perubahan terakhir terjadi pada 2013. Kepala Stasiun Vulkanologi Ende Gabriel Rago mengatakan perubahan warna terjadi akibat aktivitas vulkanologi. “Memang ada asap di kawah. Dulunya, danau itu keluarkan asap warna putih, yang kini berubah menjadi warna telur asin," ucapnya, Rabu, 29 April 2015.

Saat ini Stasiun Vulkanologi Ende masih memantau perkembangan perubahan warna danau itu. Gabriel meminta warga tidak mendekat ke kawah karena bau belerang yang menyengat.

Ester Elim, wisatawan yang berkunjung ke Kelimutu, mengaku menyaksikan langsung perubahan itu. Danau Nuwamuri Ko’o Fai yang semula berwarna biru berubah menjadi putih susu. Danau Ata Polo yang berwarna hijau berubah menjadi merah. Sedangkan Danau Ata Bupu yang berwarna hitam berubah menjadi hijau. “Kami terkejut melihat keajaiban itu," tuturnya kepada Tempo melalui telepon.

Ester menuturkan, sejak pagi, warga mulai mencium bau belerang yang menyengat. Warga disarankan membawa air minum jika hendak ke puncak Kelimutu. "Dalam perjalanan ke puncak, napas kami terasa sesak dan tenggorokan sakit hingga batuk-batuk," katanya.

Masyarakat setempat percaya bahwa perubahan warna danau di Kelimutu tidak sekadar fenomena alam biasa. Perubahan itu dipercaya sebagai tanda akan munculnya peristiwa besar.

Sumber Berita : tempo.co

Gerhana Matahari Total di Indonesia 9 Maret 2016

Gerhana Matahari Total di Indonesia 9 Maret 2016

Gerhana matahari total terlihat dari Svalbard, Norwegia, 20 Maret 2015. (AP/Haakon Mosvold Larsen, NTB Scanpix)

TEMPO.CO, Bandung - Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) serta Institut Teknologi Bandung (ITB) membentuk panitia nasional untuk pengamatan dan riset gerhana matahari total 2016. Selain kegiatan ilmiah, ada usulan pula untuk menjadikan peristiwa alam itu sebagai obyek wisata. Sejumlah daerah siap menyambutnya.

Usulan gerhana matahari total sebagai obyek wisata mengemuka dalam lokakarya nasional di ruang Auditorium Lapan, Bandung, Selasa, 14 April 2015. Perwakilan Kementerian Pariwisata, Bangka-Balitung, dan Pontianak, misalnya, menyatakan siap terlibat dalam kepanitiaan nasional itu. Mereka pun bersemangat menggaet turis lokal maupun asing untuk menyaksikan peristiwa gerhana matahari total di daerah masing-masing.

Gerhana matahari total, ujar mantan Direktur Observatorium Bosscha Bambang Hidayat, akan terjadi pada 9 Maret 2016. Semua wilayah Indonesia pada hari itu akan mengalami gerhana, tapi yang benar-benar total hanya di beberapa daerah. "Gerhana matahari total menampangkan dirinya pagi hari di wilayah Indonesia pukul 07.15 WIB," kata Bambang, Selasa, 14 April 2015.

Penggerak kelompok astronomi Langit Selatan, Avivah Yamani, mengatakan daerah yang dilintasi gerhana matahari total itu terentang dari Bengkulu, Sumatera Selatan, Bangka-Belitung, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah, dan berakhir di Maluku Utara. "Selain daerah tersebut, hanya gerhana matahari sebagian," ujarnya.

Karena itu, peristiwa alam ini berpotensi menjadi daya tarik wisata bagi daerah. Beberapa hal yang perlu disiapkan, kata Avivah, misalnya lokasi-lokasi terbaik untuk pengamatan, seperti pantai dan tempat penginapan.

Lapan dan ITB mencatat beberapa peneliti dan astronom asing berminat datang ke Indonesia untuk mengamati proses gerhana matahari total 2016. Misalnya, dari Australia, Amerika Serikat, Jepang, Prancis, Inggris, Austria, Malaysia, dan Vietnam. Mereka berencana mengamati di Maluku utara, Palembang, dan Pare-pare.

Lapan, di antaranya, akan meneliti lapisan ionosfer di Pontianak, Bandung, Manado, dan Kupang. Kemudian astronom dari Observatorium Bosscha akan mengamati matahari di Halmahera dan Ternate, serta menguji teori bandul efek Allais.

Sumber Berita : tempo.co

Asteroid Besar Berpeluang Hantam Bumi pada 2017

Asteroid Besar Berpeluang Hantam Bumi pada 2017

Asteroid Besar Berpeluang Hantam Bumi pada 2017 (Foto: Indian Country)

CALIFORNIA – Asteroid bernama 2012 TCP diperkirakan akan melintas dekat Bumi pada 12 Oktober 2017. Akankah asteroid ini akan menabrak Bumi dan membahayakan manusia?

Asteroid sebelumnya pernah meledak di atas kota Chelyabinsk di Rusia. Ledakan asteroid itu setidaknya melukai 1.500 orang di Rusia dan merusak lebih dari 7.000 bangunan. Asteroid 2012 TCP diperkirakan berukuran 12 sampai 40 meter. Bahaya asteroid 2012 TCP bahkan diperkirakan akan lebih dahsyat jika dibandingkan dengan asteroid yang pernah meledak di Rusia.

“Asteroid ini sangat berbahaya dan kekuatannya mungkin akan mampu menghancurkan apapun tergantung di mana ia akan meledak,” ujar Judit Györgyey-Ries, astronom di University of Texas McDonald Observatory seperti dilansir dari laman Phys, Rabu (15/4/2015).

Asteroid seukuran rumah sebelumnya juga ditemukan pada 4 Oktober 2014 oleh observatorium Pan-STARRS, di Hawaii. Seminggu kemudian, asteroid itu mendekati Bumi dengan jarak yang sangat dekat sekira 94.800 km.

Astroid 2012 TC4 merupakan obyek memanjang dan berputar sangat cepat dan telah dikenal membuat banyak pendekatan dekat dengan Bumi di masa lalu. Sekarang, para ilmuwan mencoba untuk menentukan di wilayah mana tepatnya 2012 TCP akan terbang dan memperkirakan dampak yang mungkin ditimbulkan.

“Kesempatan (asteroid) untuk menghantam Bumi hanya 0,00055 persen,” tambah Judit Györgyey. Keyakinan astronom asal Amerika Serikat tersebut juga didukung oleh astronom lainnya dari badan antariksa Eropa ESA, Detlef Koschny. Menurutnya ukuran asteroid 2012 TCP yang diperkirakan sangat besar belum terbukti dan harus diteliti lagi.

“Peluang asteroid 2012 TCP untuk meledak ialah satu berbanding satu juta dan ukuran asteroid biasanya akan dilihat dari kecerahannya, tapi kita tidak tahu refleksitasnya jadi ukuran asteroid itu bisa lebih kecil atau lebih besar,” ujar Detlef Koschny.

Menurut data, terhitung hingga 12 April 2015, terdapat 1.572 asteroid yang berpotensi berbahaya bagi Bumi terdeteksi. Tak satu pun dari asteroid itu diketahui pada jalur tabrakan dengan Bumi, meskipun para astronom hampir selalu menemukan asteroid yang baru setiap saat.

Sumber Berita : okezone.com

Gunung Karangetang Luncurkan Awan Panas, Warga Mengungsi

Gunung Karangetang Luncurkan Awan Panas, Warga Mengungsi

Sejak kemarin gunung berapi itu menyemburkan awan panas.

Gunung Karangetang (Agustinus Hari (Manado))


VIVA.co.id - Adanya peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Karangetang di Kabupaten Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Sulawesi Utara, telah menyebabkan 465 orang penduduk mengungsi. Pada Kamis 7 Mei 2015 pukul 14.00 Wita, terjadi erupsi disertai guguran lava pijar yang menimbulkan awan panas dan debu vulkanik tebal.


Awan panas meluncur ke sisi timur sejauh 4 kilometer. Data sementara, 4 rumah warga yang berada di Kampung Kora-Kora, Kelurahan Bebali, Kecamatan Siau Timur, dilaporkan telah rata dengan tanah.


Pada Jumat 8 Mei 2015 pagi tadi terjadi satu kali luncuran awan panas dengan jarak luncur 2,5 kilometer. Luncuran awan panas mengarah ke selatan pusat letusan atau mengarah ke Kali Kahetang dan Kali Awang. Saat ini, lontaran batu pijar dan awan panas masih terus berlangsung.


"Tidak ada korban jiwa. 465 orang pengungsi tersebar di 3 titik pengungsian. Pengungsi berasal dari Kelurahan Bebali Kecamatan Siau Timur yang berada di radius 5 kilometer dari puncak kawah," ujar Kepala Pusat Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan pers, Jumat 8 Mei 2015.


Menurut Sutopo, dalam pengungsian tersebut, para warga tidak membawa barang apa-apa karena terjadi secara mendadak.


"Masyarakat sudah terbiasa dengan letusan Gunung Karangetang, namun letusan dengan awan panas kemarin adalah yang besar, sehingga masyarakat langsung mengungsi," kata Sutopo.


Lebih lanjut, Sutopo mengatakan, tidak ada kenaikan status gunung terkait dengan erupsi sejak kemarin. Status Gunung Karangetang tetap Siaga (level III). Rekomendasi PVMBG bagi warga untuk tidak mendekati Karangetang dalam radius 4 kilometer dari kawah.


Saat ini, BPBD Kabupaten Sitaro telah memberikan pelayanan kebutuhan dasar bagi para pengungsi. Pendataan masih dilakukan. Kebutuhan mendesak adalah masker, makanan, lauk pauk, pakaian, selimut, makanan bayi, dan alas tidur. (art)

Sumber Berita : viva.co.id



















Tiga Korban Longsor Pangalengan Masih Dicari

Tiga Korban Longsor Pangalengan Masih Dicari

ist


TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Tim pencari hingga saat ini belum menemukan korban hilang akibat tanah longsor yang terjadi di kampung Cibitung RW 15 Desa Margamukti, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Diperkirakan masih ada tiga korban yang tertimbun material longsor yang mengenai rumah mereka.

Dari tujuh orang yang tertimbun, empat orang telah ditemukan dalam kondisi tewas. Mereka adalah Iran (55), Dating (60), Pardi (70), dan Naela (1,5).

"Kami bersama pasukan TNI, BNPB daerah terus berusaha mencari korban yang hilang tertimbun," kata Hilman, relawan Lembaga kemanusiaan nasional Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU) Bandung dalam keterangannya, Kamis (7/5/2015).

Hilman juga menyebut ada dua orang luka berat dan empat orang luka ringan dalam kejadian memilukan itu.

"Saat ini yang dibutuhkan yang diperlukan oleh masyarakat sekitar evakuasi korban, serambi nyaman, dapur air dan penyediaan obat-obatan," katanya.

Masyarakat yang jadi korban juga membutuhkan sembako, baik beras dan minyak, makanan siap saji, selimut, sarung, kaos kaki anak-anak dan dewasa dan makanan bayi juga dibutuhkan.

Berkekuatan 12 orang, PKPU juga mendistribusikan bantuan logistik, dapur air, serambi nyaman.

Wilayah yang menjadi lokasi kejadian dihuni 296 Jiwa atau 52 kepala keluarga (KK). Kejadian itu membuat 12 unit rumah yang rusak berat, dua tergerus lima rumah. Jumlah pengungsi sebanyak 110 orang.

Hujan deras yang terjadi empat hari lalu di wilayah Pangalengan menimbulkan retakan pada tanah. BPBD Kabupaten Bandung memperingatkan warga agar berhati-hati dan segera menghindar jika sewaktu-waktu terjadi longsor. Sebelum peringatan tersebut dilakukan longsor kemudian terjadi.

Material longsor menimpa pipa gas milik Star Energi sehingga menimbulkan ledakan dan material longsor pun menimbun rumah warga yang ada di sekitarnya.

Sumber Berita : tribunnews.com

























Angin dan Hujan Es Rusak 49 Rumah di Tapanuli

Angin dan Hujan Es Rusak 49 Rumah di Tapanuli

Ilustrasi. (dok.Okezone)


MEDAN - Angin kencang disertai hujan es merusak 49 rumah, sejumlah sekolah dasar (SD), serta gereja di Desa Siabal-abal, Tapanuli Utara, Sumatera Utara. Atap rumah dan SD berterbangan ditiup angin.


Tidak hanya itu, sejumlah pohon tumbang setelah diterpa angin. Akibatnya, seekor kerbau mati tertimpa pohon.


Seorang warga bernama M Panjaitan mengatakan, kejadian itu berlangsung jelang sore kemarin. Awalnya cuaca mendung, namun tiba-tiba angin kencang datang bercampur hujan es.


“Semalam hujannya cukup deras disertai angin kencang dan hujan es, sehingga sejumlah rumah, sekolah, dan gereja rusak. Jarang terjadi bencana seperti ini,” ujarnya, Jumat (8/5/2015).


Saat ini sejumlah polisi sedang berjaga-jaga di lokasi bencana. Kepala Subbagian Humas Polres Tapanuli Utara Ipda W Baringbing mengatakan, pihaknya juga sedang mendata bangunan rusak.


“Tim polsek saat ini sudah siaga di lokasi. Itu sekaligus mendata kerusakan akibat bencana. Selain itu, kita juga menjaga keamanan rumah warga agar tidak ada yang memanfaatkan situasi,” tandasnya.


Sumber Berita : okezone.com















Banjir Bandang Landa Tiga Desa di Lombok Barat, 500 KK Mengungsi

Banjir Bandang Landa Tiga Desa di Lombok Barat, 500 KK Mengungsi

Shutterstock

Ilustrasi


LOMBOK BARAT, KOMPAS.com - Banjir bandang melanda ribuan rumah yang tersebar di tiga desa, Kecamatan Kediri, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, Sabtu (2/5/2015) sekitar pukul 14.00 Wita.

Tiga desa dilaporkan diterjang banjir bandang akibat jebolnya sungai di Desa Nyurlembang, yakni Desa Kediri, Desa Ombe dan Desa Nyurlembang.

Pada hari kejadian, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, namun tiga orang warga perempuan dilarikan oleh warga lainnya ke pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) terdekat karena kondisinya lemas setelah melihat air deras menerjang rumahnya.

Air deras yang menerjang pemukiman merobohkan satu rumah di Dusun Tumpeng, Desa Kediri, dan satu unit mobil bak terbuka yang diparkir pemiliknya hanyut sejauh puluhan meter.

Menurut Kepala Bidang Penanggulangan Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lombok Barat Tohri, banjir bandang yang merendam ribuan rumah penduduk terjadi setelah hujan beberapa jam.

"Tidak hanya air yang merendam rumah warga, tapi juga lumpur," katanya.

Warga yang rumahnya terendam, kata dia, mengungsi ke rumah penduduk lainnya yang aman dari banjir dan sebagian lagi di masjid.

Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kabupaten Lombok Barat, lanjut Tohri, sudah menurunkan timnya untuk menyalurkan bantuan dalam bentuk bahan makanan, obat-obatan dan selimut.

"Kami juga terus berkoordinasi melakukan pendataan terhadap para korban banjir, terutama yang rumahnya mengalami kerusakan," katanya.

Sementara itu, salah seorang warga korban banjir, Saimah, mengaku masih takut untuk kembali ke rumahnya, meskipun air sudah surut, sebab cuaca masih mendung, sehingga banjir susulan masih mungkin terjadi.

"Saya masih takut, nanti tiba-tiba air deras datang lagi karena cuaca masih mendung. Biar tidur di masjid dulu bersama warga lainnya," ujarnya.

500 KK mengungsi
Sementara itu, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, sekitar 500 kepala keluarga mengungsi akibat banjir yang melanda wilayah Jagaraga Indah.

"Sekitar 500 KK diungsikan di wilayah Batu Tumpang," katanya di Jakarta.

Beberapa dusun yang terdampak banjir dengan ketinggian 1,5 meter yaitu Timur Raya dengan jumlah pengungsi 200 KK, Timur Raya Utara 205 KK, Batu Tumpeng Satu 267 KK, Batu Tumpeng Dua 257 KK, dan Karang Anyar 300 KK.

Menurut dia, dampak banjir antara lain lima unit rumah roboh di Dusun Batu Tumpeng Satu, tiga unit rumah roboh di Batu Tumpeng Raya, dan 100 Hektar bibit padi hanyut.

Sutopo juga mengatakan, banjir terjadi akibat hujan lebat yang disertai meluapnya permukaan sungai di Kota Mataram dan Kabupaten Lombok Barat.

"BPBD Provinsi NTB sedang berada di lokasi dan melakukan pendataan," ujarnya.

Sumber Berita : kompas.com







































Lahar Dingin Sinabung Terjang Sejumlah Desa di Tiganderket, Akses Jalan Terputus

Lahar Dingin Sinabung Terjang Sejumlah Desa di Tiganderket, Akses Jalan Terputus

SIB/Sonry Purba/ r / Banjir lahar dingin Sinabung kembali menerjang sejumlah desa di Kecamatan Tiganderket dan merusak akses jalan.


Tanah Karo (SIB)- Hujan deras yang mengguyur di sekitar kaki Gunung Sinabung, Minggu (26/4) sore kembali mengakibatkan banjir lahar dingin yang turun dari lereng gunung tersebut.


Banjir lahar yang cukup deras ini membuat akses jalan ke Desa Mardingding, Tiganderket dan Kutabuluh sempat terputus. Setiap kali hujan deras turun, beberapa desa di Kecamatan Tiganderket tidak pernah luput dari ancaman bahaya banjir lahar.


Ada empat desa yang rentan diterjang banjir lahar dingin dan kerap membahayakan pemukiman penduduk di antaranya, Desa Perbaji, Kutambaru, Sukatendel dan Mardingding.


Seperti halnya di Desa Mardingding, banjir lahar dingin sempat membuat akses jalan menuju desa tersebut terputus akibat derasnya arus air dengan ketinggian mencapai 1 meter.


Puluhan warga yang mengendarai sepeda motor hendak pulang ke desa terjebak. Beberapa unit truk bermuatan batu koral di seberang jalur lahar juga telah terperangkap tidak bisa lewat. Mereka harus balik ke Tiganderket dalam situasi basah karena hujan menunggu arus air surut dan jalur lahar diperbaiki agar bisa lewat.


M Singarimbun (40) warga Desa Mardingding kepada wartawan, Minggu (26/4) mengatakan, saat hujan deras lebih kurang 1 jam, ia bersama anaknya masih berada di sawah miliknya di Tiganderket. Ketika hujan mulai reda, ia mencoba mengendarai sepeda motor pulang ke Desa Mardingding.


Dikatakan, sekitar 1 Km jarak dari Tiganderket menuju jalur lahar, ternyata banjir lahar dingin cukup deras. Akibatnya, ia bersama anaknya harus berbalik ke arah Tiganderket menunggu arus air surut serta menunggu perbaikan akses jalan agar dapat dilewati.


Hal senada disampaikan J Sembiring (50) warga desa yang sama. Ia mengalami kejadian serupa sepulang menjemput anaknya dari Kabanjahe. Mereka terjebak arus banjir lahar dingin di sekitar jalur lahar saat hendak pulang ke desanya.


Sementara, banjir lahar yang cukup besar terjadi di Desa Sukatendel. Menurut S Perangin angin (58) warga setempat, banjir lahar terjadi cukup besar dan deras membuat akses jalan Tiganderket ke Kutabuluh terputus. “Jalur transportasi dari Tiganderket ke Kutabuluh harus dialihkan melalui Desa Batu Karang, Jandimeriah menuju Kutabuluh menunggu arus air surut,” ungkapnya.


Informasi yang dihimpun dari beberapa warga, hingga saat ini belum diketahui secara pasti apakah ada korban jiwa atau dampak lainnya akibat terjangan lahar dingin tersebut. (B01/ r)


Sumber Berita : hariansib.co























14 Rumah Terbakar Akibat Erupsi Sinabung

14 Rumah Terbakar Akibat Erupsi Sinabung

Gunung Sinabung (Foto: Okezone)


MEDAN - 14 rumah warga di Desa Guru Kinayan, Kecamatan Payung, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, terbakar setelah terkena guguran awan panas erupsi Gunung Api Sinabung, yang terjadi sejak Selasa 28 April.


"14 rumah yang terbakar itu diantaranya empat rumah adat dan 10 rumah warga. Semua rumah berada di zona 5 kilometer dari kawah Sinabung,"kata Ketua Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) Kabupaten Karo, Susanto, Rabu (29/4/2015) siang.


Susanto menyebutkan, kebakaran tidak dapat dielakkan karena warga yang ketakutan memasuki areal tersebut.


"Ya dibiarkan sampai api padam sendiri. Enggak ada warga yang berani masuk," ungkapnya.


Meski begitu, Susanto memastikan tidak ada korban jiwa dalam kebakaran 14 rumah tersebut. Karena para pengungsi Desa Guru Kinayan yang sudah dipulangkan dari posko pengungsian, selama ini memilih untuk bertahan diluar kampung mereka.


"Mereka nggak tinggal di rumah mereka, tapi di tenda-tenda di luar kampung. Cuma saat bertani aja mereka masuk. Makanya sejauh ini tidak ada korban jiwa" pungkasnya.


(crl)

Sumber Berita : okezone.com















Korban Gempa Nepal Bisa Mencapai 10.000 Orang

Korban Gempa Nepal Bisa Mencapai 10.000 Orang

Helikopter evakuasi korban gempa Nepal


TRIBUNMANADO.CO.ID - Perdana Menteri Nepal telah memperingatkan bahwa jumlah orang yang tewas dalam gempa terburuk di negara itu dalam beberapa dekade bisa mencapai 10.000 orang.


Sushil Koirala, Selasa mengatakan, tim penyelamat di Nepal sedang berjuang untuk mencapai masyarakat terpencil.


PBB memperkirakan delapan juta orang telah terkena bencana, Koirala mengatakan, mendapatkan bantuan ke beberapa daerah yang terkena dampak terburuk adalah "tantangan besar".


Dia mengatakan, pihak berwenang kewalahan memasuki desa-desa terpencil Himalaya lantaran hancur oleh gempa 7,8-magnitude gempa Sabtu.


Kremasi massal berlangsung semalam setelah pemerintah memerintahkan pembakaran terus menerus dari tubuh untuk mencegah penyebaran penyakit.


Laxmi Prasad Dhakal, juru bicara kementerian dalam negeri, Selasa korban tewas resmi meningkat menjadi sekitar 4.700, dengan lebih dari 9.000 diketahui telah terluka. (aljazeera.com)


Sumber Berita : tribunnews.com















Topan Aneh Landa Pakistan, 45 Orang Tewas

Topan Aneh Landa Pakistan, 45 Orang Tewas

SIB/AFP Photo
Warga mengiringi pemakaman sejumlah jenazah korban terjangan topan di Peshawar, Pakistan, Senin (27/4). Sedikitnya 45 orang tewas akibat topan langka yang jarang terjadi di wilayah Pakistan.


Peshawar (SIB)- Topan aneh melanda Pakistan dan menewaskan 45 orang serta melukai lebih dari 200 orang lainnya. Topan ini menyebabkan atap-atap bangunan terbang dan menumbangkan pohon-pohon serta tiang-tiang listrik. Juru bicara militer Pakistan mengatakan seperti dilansir kantor berita Reuters, Senin (27/4), tim-tim militer tengah dalam perjalanan menuju wilayah Peshawar untuk membantu upaya penyelamatan warga.


Topan ini merupakan fenomena langka dan aneh di wilayah tersebut. Sebabnya, selama ini belum pernah terjadi topan sedahsyat ini di wilayah tersebut. "Kami belum pernah mengalami badai yang demikian merusak dengan angin seperti ini di wilayah ini sebelumnya," ujar Mushtaq Shah, dirjen Kantor Meteorologi di Peshawar. "Kecepatannya di tempat terbuka lebih dari 120 kilometer per jam dan itulah yang menyebabkan kehancuran berskala sedemikian besar. Ini benar-benar fenomena baru di wilayah ini," imbuhnya.


Angin kencang yang disertai dengan hujan deras dan kilat pada Minggu, 26 April waktu setempat ini, telah mengganggu pasokan listrik dan layanan telekomunikasi. Topan ini juga merusak infrastruktur dan hasil panen warga. Saat ini rumah sakit utama di Pakistan, Lady Reading Hospital dipenuhi oleh para korban yang terluka usai topan ini.


Para korban luka kini memenuhi rumah sakit Lady Reading yang merupakan layanan kesehatan utama di kota Peshawar. Menyusul bencana tersebut, militer Pakistan terpaksa membatalkan dua penerbangan ke Nepal untuk mengirim bantuan korban gempa karena cuaca yang tidak mendukung.


Tim pertolongan menyatakan korban tewas dikhawatirkan bertambah dan korban tewas serta cedera masih dikeluarkan dari bawah reruntuhan bangunan yang ambruk. Kantor meteorologi telah meramalkan hujan lebat yang disertai angin kecang masih mengguyur provinsi itu dalam 24 jam ke depan. (Rtr/dtc/Ant/q)


Sumber Berita : hariansib.co















Letusan Sedahsyat Tambora Potensi Terjadi, RI Paling Rentan

Letusan Sedahsyat Tambora Potensi Terjadi, RI Paling Rentan

Letusan Gunung Tambora dua abad mengguncang dunia.</>
Gunung Tambora, Nusa Tenggara Barat (Panoramio)


VIVA.co.id - Dua abad letusan dahsyat Gunung Tambora telah berlalu. Letusan yang mengguncang dunia itu merupakan salah satu letusan terbesar yang pernah ada di muka bumi. Akibat letusan gunung di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat itu, iklim global berubah.

Letusan itu mengakibatkan 'tahun tanpa musim panas' di belahan bumi Utara, dioksisa belerang gunung itu berada di atmosfer selama beberapa tahun. Tak cukup itu saja, bumi mengalami pendinginan usai letusan dan memicu pandemik penyakit manusia, kelaparan, kegagalan panen di amerika Selatan, Eropa dan Asia.


Usai 200 tahun, peneliti masih menempatkan Indonesia sebagai negara yang paling berisiko dalam ledakan vulkanik mematikan.


Dikutip dari Live Science, Senin 13 April 2015, peneliti vulkanik dunia menyebutkan masih ada peluang 30 persen erupsi seperti Tambora bisa terjadi pada abad ini.


Bahkan laporan ahli vulkanik internasional dalam Global Volcano Model Network, menyebutkan Indonesia masih menjadi negara yang paling berisiko menghadapi erupsi dahsyat tersebut.


Peneliti merangking beberapa negara yang masuk dalam wilayah berisiko dilanda erupsi vulkanik dashyat.

Mengikuti Indonesia, peneliti menempatkan Filipina, Jepang, Meksiko, Ethiopia, Guatemala, Ekuador, Italia, El Savador dan Kenya, sebagai negara yang patut waspada.


Peringkat itu didasarkan pada seberpa sering erupsi gunung api sebuah negara dalam kurun waktu 10 ribu tahun dan bagaimana tingkat bahaya erupsi tersebut.


Laporan itu menghitung saat ini jumlah orang yang tinggal di zona letusan gunung berapi cukup besar, yaitu 800 juta orang yang tinggal pada area 100 kilometer dari puncak gunung berapi.


Peneliti juga mencatat negara kepulauan, lebih berisiko terkena bahaya mematikan gunung berapi.

Berdasarkan negara pulau, wilayah yang berisiko dilanda letusan dashyat gunung berapi yaitu Montserrat, St. Vincent dan Grenadines, Hindia Barat, Dominica, Azores, St. Lucia, kepulauan Atlantik-Britania Raya, El Salvador dan Kosta Rika.


Peneliti mengingatkan letusan dahsyat sebuah gunung berapi sebenarnya bisa menjadi sinyal waspada untuk masa depan.


Hal itu disampaikan vulkanolog Universitas California, Berkeley, Amerika Serikat, Stephen Self.


"Sebuah letusan sebesar itu pada hari ini pasti akan memiliki efek besar pada lalu lintas udara serta sirkulasi atmosfer di seluruh dunia," ujar Self.


Self juga menunjukkan bagaimana letusan Tambora, juga melahirkan bencana kelaparan. Kata Self, letusan Tambora mengakibatkan warga dunia kehabisan bahan makanan.


"Orang-orang makan kucing dan tikus," kata Self yang juga pakar letusan Tambora.


Peringatan bahayanya letusan gunung berapi bukan main-main. Menurut laporan tersebut, tercatat sejak 1600, 287 ribu orang telah tewas dalam letusan gunung berapi.


Dari total tersebut, hanya 58 persen kematian akibat letusan, 33 persen tewas akibat aliran pirolastik, 20 persen oleh tsunami, 14 persen lainnya tewas oleh lahar. Laporan mengatakan hanya 887 orang tewas akibat lava, 24 persen kematian tidak langsung, yaitu kelaparan dan penyakit.


Sumber Berita : viva.co.id






































Korban Gempa Nepal Jadi 1.805 Orang dan 18 Tewas di Mount Everest

Korban Gempa Nepal Jadi 1.805 Orang dan 18 Tewas di Mount Everest


Khatmandu - Gempa dahsyat berkekuatan 7,9 Skala Richter (SR) telah memporak-porandakan Ibu Kota Nepal yakni Khatmandu. Lebih dari seribu orang tewas akibat musibah tersebut.


"Sampai dengan saat ini jumlah korban tewas mencapai 1.805 orang. Sebanyak 4.700 orang terluka," ujar Menteri Dalam Negeri Nepal kepada CNN seperti dikutip Reuters, Minggu (26/4/2015).


Kemudian pasukan tentara India yang berbasis di pegunungan tertinggi dunia, Mount Everest, diinformasikan telah menemukan 18 potongan badan pendaki gunung di antara longsoran yang menimbun base camp.  

Menurut informasi sementara, ada lebih dari 1.000 pendaki yang tengah berada di Mount Everest saat ini.

Kemlu RI pun menuturkan ada sedikitnya 3 WNI yang berhasil diketahui menjadi pendaki gunung tersebut.

Menurut Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia (PWNI dan BHI) Kemlu, Lalu M Iqbal, ketiganya berada dalam kondisi selamat.


Gempa berkekuatan 7.9 SR yang mengguncang kota Pokhara di Nepal telah menimbulkan banyak korban jiwa dan kerusakan luas di ibukota Kathmandu. Longsoran salju akibat gempa ini mengubur sebagian base camp bagi para pendaki gunung yang akan mendaki Everest.


Menurut pejabat Kementerian Pariwisata Nepal seperti dilansir kantor berita Reuters, Sabtu (25/4) lalu, setidaknya delapan pendaki gunung tewas akibat longsoran salju ini. Pendaki gunung asal Romania, Alex Gavan menceritakan dirinya berlari menyelamatkan diri saat terjadi longsoran salju tersebut.


Dikatakannya, banyak orang yang tengah berada di atas gunung tersebut saat kejadian. Pendaki lainnya, Daniel Mazur, mengatakan, base camp Everest rusak parah akibat longsoran salju dan timnya terjebak.


Sumber Berita : detik.com















Enam Orang Diduga Tewas Tertimbun Longsor di Cirebon

Enam Orang Diduga Tewas Tertimbun Longsor di Cirebon

KOMPAS.COM/MUHAMAD SYAHRI ROMDHON

Bukit Gunung Kuda, Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, longsor, Minggu siang (26/4/2015).


CIREBON, KOMPAS.com - Bukit Gunung Kuda, Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, longsor, Minggu siang (26/4/2015). Sebanyak empat mobil truk dan dua beko (alat berat) tertimbun longsor. Diduga, enam pekerja tewas tertimbun. Satu pekerja ditemukan tewas terjepit di dalam truk yang tertimbun longsor dengan kondisi hancur.


Sutarya, salah satu pekerja yang menjadi saksi mata kejadian, menyebutkan, peristiwa ini berlangsung sangat cepat. Tebing bukit Gunung Kuda longsor dengan ketinggian sekitar 70 meter.


Sutarya mengaku sempat memperingatkan para pekerja untuk tidak menambang batu galian C lantaran sedang hari libur. "Saya sudah ingatkan mereka, ini hari libur. Ternyata mereka membandel dan tetap memaksa berkerja," kata Sutarya di lokasi.


Kapolsek Dukupuntang AKP Sudirman menyebutkan, pihaknya berkoordinasi dengan instansi terkait untuk membantu proses evakuasi.


"Kami belum dapat memastikan penyebab terjadinya longsoran. Kami juga masih berusaha mengevakuasi dan mencari keterangan dari berbagai saksi mata," katanya.


Sumber Berita : kompas.com















Ribuan Rumah Terendam Banjir di Solo dan Yogyakarta

Ribuan Rumah Terendam Banjir di Solo dan Yogyakarta

KOMPAS.com/IRWAN NUGRAHA

Ilustrasi Banjir


KOMPAS.com - Hujan deras yang berlangsung lebih dari empat jam pada Rabu (22/4/2015) malam tidak hanya mengakibatkan banjir di wilayah Yogyakarta. Banjir juga terjadi di kawasan sekitar Gunung Merapi sisi timur dan selatan, akibat sungai-sungai yang meluap.


Berdasarkan informasi dari Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho, banjir terjadi di daerah Boyolali, Sukoharjo dan Kota Solo. Ini disebabkan meluapnya Kali Pepe, yang merupakan anak sungai Bengawan Solo.


"Sedangkan di sisi selatan, tiga sungai meluap sekaligus, yaitu Kali Code, Kali Gajah Wong dan Kali Winongo. Sehingga menyebabkan banjir di wilayah Yogyakarta," kata Sutopo dalam keterangan tertulis, Kamis (23/4/2015) pagi.


Banjir terjadi sejak pukul 19.00 WIB. Menurut Sutopo, hingga Kamis (23/4/2015) pagi, banjir masih menggenangi beberapa wilayah.


Di Boyolali, banjir terjadi di Kecamatan Banyudono, Sambi, dan Ngemplak. Sekitar 150 rumah terendam banjir.


Di Sukoharjo banjir setinggi 50 hingga 150 centimeter menggenangi Kecamatan Kartosuro dan Kecamatan Grogol. "Banjir di Sukoharjo menyebabkan 700 kepala keluarga mengungsi," tutur Sutopo.


Di Kota Solo, banjir menggenangi ribuan rumah di Kelurahan Sumber, Jagalan, Jebres, Nusukan, Banyuanyar, Kadipiro, Banyuagung dan beberapa wilayah lain. Ratusan warga Kadipiro mengungsi pada Kamis (23/4) dini hari.


Sementara itu di Yogyakarta banjir terpantau di 27 titik di sekitar Kali Code, Kali Gajah Wong dan Kali Winongo. Sekitar 200 rumah terendam banjir. Daerah yang parah adalah Sayidan, Bintaran, Tegalrejo.


Beberapa wilayah di Kabupaten Sleman juga terendam banjir. Sebagian adalah banjir lahar hujan sisa erupsi Gunung Merapi pada 2010 silam. Hingga saat ini BNPB masih terus melakukan pendataan.


BPBD bersama unsur lainnya telah melakukan penanganan darurat di daerah masing-masing. Evakuasi warga dilakukan sejak Rabu malam hingga Kamis dini hari.


BPBD Jateng telah memerintahkan BPBD tetangga lokasi banjir segera mengerahkan personel dan peralatan. Ada pun BPBD yang diturunkan antara lain BPBD Magelang, BPBD Klaten, BPBD Karanganyar, BPBD Wonogiri.


BPBD DIY juga melakukan penanganan darurat. Kebutuhan mendesak adalah pelampung, pompa air, selimut, makanan, bronjong, dan lainnya.


Sumber Berita : kompas.com





























Banjir Yogyakarta, Ketinggian Air Mencapai 1 hingga 3

Banjir Yogyakarta, Ketinggian Air Mencapai 1 hingga 3 Meter

Wijaya Kusuma/KOMPAS.com


Luapan Kali Mambu membuat Klitren Lor Rw 04/ Rt 01 Gondokusuman Kota Yogyakarta tergenang banjir mencapai sekitar 60 centimeter.


KOMPAS.com - Hujan besar yang terjadi para Rabu (22/4/2015) malam menyebabkan sejumlah titik di Yogyakarta banjir. Di sejumlah tempat, banjir bahkan mencapai antar 1 hingga 3 meter.


Berdasarkan informasi dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah Yogyakarta, banjir mencapai ketinggian tertinggi di sekitar Tegalrejo. Ketinggian banjir mencapai lebih dari 3 meter.


"Ketinggian mencapai 340 centimeter," kata Ratri, petugas BPBD Yogyakarta saat dihubungi Kamis (23/4/2015) dini hari.


Selain itu, banjir setinggi 3 meter juga merendam jembatan Sardjito. "Pada pukul 20.58 air setinggi 300 centimeter di jembatan Sardjito lama," tutur Ratri.


Wilayah lain yang tercatat mengalami banjir parah adalah Sayidan. Menurut Ratri, ketinggian air di Sayidan tercatat lebih dari 1 meter.


"Pada pukul 20.43 air naik sampai 120 centimeter," ucapnya.


Sumber Berita : kompas.com

















Di 2015, ditemukan 1.572 asteroid yang mengancam Bumi

Di 2015, ditemukan 1.572 asteroid yang mengancam Bumi

Asteroid. ©2013 Merdeka.com

Merdeka.com - Keberadaan Bumi di tata surya memang tak bisa terlepas dari benda-benda angkasa di sekitarnya termasuk asteroid yang mengorbit di bagian galaksi dengan matahari sebagai pusatnya ini.

Bahkan Bumi di tiap tahunnya ternyata selalu mendapat ancaman tabrakan dengan benda asing semacam asteroid. Sebelumnya dilaporkan jika ada satu asteroid yang bakal melintas sangat dekat dengan Bumi pada Oktober 2017 mendatang.

Dilansir Phys (13/4), sebenarnya ancaman tabrakan asteroid ke Bumi bukanlah hal yang jarang terjadi, bahkan di tiap tahunnya dilaporkan ada ribuan asteroid yang diprediksi bakal masuk ke orbit Bumi.

Pada 12 April 2015, dari data para peneliti NASA dan berbagai badan antariksa dari berbagai negara lain, terdeteksi ada 1.572 asteroid yang berpotensi membahayakan Bumi. Angka ini pun dipastikan akan bertambah karena para astronom selalu menemukan asteroid baru di tiap bulannya.

Meski berpotensi membahayakan Bumi, namun dari ribuan asteroid yang masuk kategori tersebut belum tentu memiliki jalur orbit yang bakal menabrak Bumi.

Makoto Yoshikawa dari Japan Aerospace Exploration Agency(JAXA), yang juga menjadi anggota Divisi di International Astronomical Union (IAU) menyebutkan jika dirinya yakin bahwa asteroid yang sudah masuk kategori membahayakan tersebut tidak menimbulkan ancaman serius bagi kelangsungan Bumi.

"Meski jarak lintasnya sangat dekat pun, tak berarti asteroid ini akan menabrak Bumi," katanya.

Sumber Berita : Merdeka.com

Ilmuwan: Kiamat sudah dimulai!

Ilmuwan: Kiamat sudah dimulai!

Ilustrasi kiamat. © Listverse.com

Merdeka.com - Tidak ada manusia yang bisa memprediksi kapan hari kiamat akan terjadi. Namun, menurut tim ilmuwan dari Munich, Jerman, proses kiamat bisa jadi sudah dimulai. Bagaimana bisa?

Tim ilmuwan fisika bernama 'Kurzgesagt' tersebut mengatakan bila tiga skenario besar kiamat sudah dimulai, dan alam semesta kini diklaim sudah memasuki tahap awalnya.

Ketiga skenario kiamat tersebut menurut fisikawan Kurzgesagt adalah 'big rip', 'big crunch', atau 'big freeze', Daily Mail (03/02). Salah satu skenario kiamat itu dikatakan bakal terjadi pada jagad raya.

1. Big Rip

Menurut skenario 'big rip', alam semesta akan terus tumbuh dan semakin cepat tiap harinya. Dr. Mat Pier dari Universitas Portmouth mengatakan bila dalam kurun waktu 5 miliar tahun terakhir, alam semesta mulai tumbuh dengan sangat cepat akibat kemunculan energi misterius yang disebut 'dark energi'.

Lama kelamaan alam semesta diprediksi akan tumbuh tak terkendali dengan kecepatan setara kecepatan cahaya. Imbasnya, galaksi, bintang, hingga planet seakan tercabik-cabik hingga musnah tak tersisa.

2. Big Crunch

Sementara itu, pada skenario kedua atau 'big crunch', gravitasi dikatakan berubah menjadi sumber kekuatan terbesar di alam semesta. Akibat meningkatnya kekuatan gravitasi, pertumbuhan alam semesta akan berhenti.

Setelah itu alam semesta berhenti tumbuh dan cenderung mengecil. Dampak 'big crunch' pun besar, galaksi-galaksi dan planet-planet dipercaya bakal saling bertabrakan. Tanda dimulainya kiamat.

Meskipun kebalikan dari 'big rip', terdapat indikasi awal kiamat 'big crunch' sudah dimulai. Salah satu buktinya adalah mendekatnya galaksi Andromeda ke galaksi Bima Sakti karena gaya gravitasi antar galaksi yang meningkat.

3. Big Freeze

Skenario kiamat terakhir, sekaligus yang paling mematikan adalah 'big freeze'. Saat alam semesta sedang tumbuh, benda-benda di dalamnya mulai menua, hancur, dan berubah menjadi energi atau radiasi, contohnya hancurnya sebuah bintang.

Apabila bintang di alam semesta mulai hancur, termasuk matahari, manusia tinggal menunggu apakah bumi akan membeku akibat kehilangan matahari atau terbakar akibat ledakan radiasi yang dihasilkan oleh ledakan bintang raksasa lain yang jumlahnya miliaran di alam semesta.

Skenario kiamat ini pun sudah dimulai. Hal ini terlihat dari umur matahari yang semakin menua dan kehabisan energi utamanya, hidrogen.

Lalu, kira-kira skenario kiamat mana yang bakal menghentikan kehidupan di alam semesta?

Sumber Berita :http://www.merdeka.com/teknologi/ilmuwan-kiamat-sudah-dimulai.html

Gerhana Bulan Akhir Pekan Ini Bakal Mengubah Dunia

Gerhana Bulan Akhir Pekan Ini Bakal Mengubah Dunia

"Sesuatu yang dramatis bakal terjadi yang akan mengubah seluruh dunia.

Blood moon terlihat dari Encinitas, California, 8 Oktober 2014. (REUTERS/Mike Blake)

VIVA.co.id - Masyarakat dunia bisa menyaksikan Gerhana Bulan total pada akhir pekan ini. Fenomena alam akhir pekan ini, merupakan peristiwa yang langka dan istimewa. Sebab, Gerhana Bulan total terjadi selama empat kali berturut-turut dalam dua tahun, atau sering disebut Gerhana Tetrad.

Gerhana Tetrad biasanya terjadi beberapa kali dalam 2000 tahun. Diperkirakan, Gerhana Bulan total itu akan mengubah penampilan bulan pada Sabtu malam dan akan terlihat 'merah darah'. Fenomena bulan merah darah akan terlihat di langit Amerika Utara, Asia, dan Australia.

Peristiwa Tetrad itu pun mengundang perhatian dari kalangan agamawan. Dikutip dari Daily Mail, Kamis 2 April 2015, seorang pendeta Amerika Serikat, John Hagee, mengatakan fenomena langka yang sudah dijelaskan pada kitab suci itu menunjukkan bakal berubahnya dunia.

Hagee menyebutkan, matahari akan berubah menjadi gelap dan bulan jadi semerah darah. Uniknya, ia mengatakan datangnya Gerhana Bulan bertepatan dengan Hari Paskah, berarti menjadi tanda khusus.

"Sesuatu yang dramatis bakal terjadi, yang akan mengubah seluruh dunia," ujar Hagee dikutip dari The Mirror.

Sang agamawan itu meyakini sesuatu yang dramatis akan terjadi di Timur Tengah, melibatkan Israel. Kondisi itu akan mengubah jalannya sejarah di Timur Tengah, dan berdampak pada seluruh dunia.

"Ketika Anda melihat tanda-tanda ini (Gerhana Tetrad), ini menunjukkan akhir zaman akan datang," ujar dia.

Peringatan Hangee tak hanya omong kosong saja. Ia mengajukan fakta setiap kali datang peristiwa Tetrad di berbagai belahan dunia terjadi peristiwa dramatis.

Ia menyebutkan, pada Tetrad tahun 1493, terjadi pengusiran orang Yahudi oleh Inkuisisi Katolik Spanyol. Kemudian, pada Tetrad kedua pada 1949, terjadi tepat setelah negara Israel didirikan.

Selanjutnya pada 1967, fenomena itu bertepatan dengan perang enam hari antara Arab dan Israel.

Berbeda dari perspektif agamawan, Badan Antariksa Nasional AS (NASA) mengatakan Gerhana Bulan kali ini memperkirakan bulan akan terlihat kemerahan, karena sinar matahari melewati atmosfer bumi. NASA mengatakan tak ada efek berbahaya dari fenomena pada 4 April nanti.

NASA memperkirakan, gerhana itu akan berlangsung sangat singkat, hanya lima menit di Amerika Serikat. Sedangkan para pengamat gerhana di langit Australia, Tiongkok, dan Asia Tenggara bisa melihat fase total gerhana hingga 12 menit.

Badan antariksa negeri Paman Sam itu mengatakan Gerhana Tetrad kali ini terjadi hanya tiga kali dalam 500 tahun terakhir.

Rangkaian Gerhana Tetrad terjadi pada 2014 dan 2015. Gerhana pertama dan kedua terjadi pada 15 April 2014 dan 8 Oktober 2014, sedangkan gerhana ketiga terjadi pada akhir pekan ini, dan gerhana terakhir diperkirakan terjadi pada 28 September 2015. (asp)

.

Sumber Berita : viva.co.id

Akibat longsor di Cililin, 154 warga mengungsi

Akibat longsor di Cililin, 154 warga mengungsi

Reporter : Aryo Putranto Saptohutomo

longsor. REUTERS

Merdeka.com - Sebanyak 154 orang dari 58 kepala keluarga mengungsi akibat tanah tebing longsor menimpa pemukiman warga di Cililin, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, pada Kamis (2/4). Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bandung Barat, M. Faqih mengatakan, warga mengungsi itu karena lokasi rumahnya terancam bahaya longsor.

"Mereka diungsikan karena rumahnya tidak layak ditempati dan terancam longsor," kata Faqih seperti dilansir dari Antara.

Bencana longsor melanda perumahan Asabri di Kampung Cinangsi, Desa Karangtanjung, Kecamatan Cililin, telah menyebabkan 12 rumah rusak. Sementara 30 rumah terancam terkena dampak bencana longsor.

Warga saat ini dipindahkan ke tempat pengungsian di bangunan Sekolah Dasar, Pendidikan Anak Usia Dini, Pos Pelayanan Terpadu, dan lapangan futsal aman dari bahaya longsor.

"Mereka kami evakuasi ke tempat pengungsian sementara. Mungkin selama tiga hari sampai menunggu perkembangan di kawasan longsor itu," ujar Faqih.

BPBD Kabupaten Bandung Barat dan Provinsi Jawa Barat menggelar operasi tanggap darurat bagi korban rumahnya terkena bencana longsor. Mereka menyediakan kebutuhan logistik dan lainnya dibutuhkan warga di tempat pengungsian.

"Kebutuhan mendesak alat tidur, selimut, tikar, pakaian," kata Faqih.

Sumber Berita : merdeka.com

Banjir Bandang di Chile Tewaskan 18 Orang

Banjir Bandang di Chile Tewaskan 18 Orang

Seorang warga berjalan di tengah lautan lumpur yang dibawa banjir bandang di wilayah Copiaapo, Chile -- AFP / Patricio Miranda

Metrotvnews.com, Atacama: Sedikitnya 18 orang tewas dalam banjir bandang yang melanda wilayah utara Chile sepekan lalu. Belasan orang lainnya yang terbawa banjir masih dinyatakan hilang.

Jumlah korban jiwa menjadi 18 setelah enam jasad tambahan ditemukan pada Senin (30/3/2015) malam. Tim penyelamat terus berusaha mencari korban di Atacama, wilayah padang pasir yang biasanya sangat kering.

Presiden Chile Michelle Bachelet mengingatkan situasi di Atacama benar-benar buruk dan memprediksi korban jiwa dapat meningkat.

Sejumlah pekerja tambang, yang sempat terperangkap di bawah tanah selama lebih dari dua bulan pada 2010, turut menjadi korban banjir. Banyak dari mereka hanyut terbawa air, tapi berhasil diselamatkan.

"Secara fisik mereka baik-baik saja, tapi mereka kehilangan semuanya," ucap Luis Urzua, seorang kepala grup pekerja tambang lokal pada AFP.

"Wilayah ini membutuhkan banyak waktu untuk dapat pulih kembali. Kami seperti dihantam tsunami," sambung dia.

Hujan lebat mendera Chile sejak Selasa pekan kemarin selama berjam-jam. Air pun membanjiri wilayah Atacama yang kering kerontang menjadi seperti sungai besar.

Kementerian Dalam Negeri Chile telah menetapkan status darurat dan mengirim pasukan militer ke lokasi terdampak banjir.

Sumber Berita : metrotvnews.com

Puting Beliung Rusak 21 Rumah

Puting Beliung Rusak 21 Rumah

Tribun Jogja/ Hari Susmayanti

Ilustrasi: Beberapa warga sedang mengevakuasi puing-puing rumah milik Sastro Taruno yang roboh akibat terpaan angin kencang, Senin (23/2/2015).

TRIBUNJOGJA.COM, DEMAK - Dua desa di Kecamatan Mranggen, Demak, diterjang puting beliung, Rabu (25/3/2015) sore. Akibat bencana itu, sebanyak 21 rumah warga rusak, bahkan satu di antaranya roboh.

Rumah yang rusak itu tersebar di Desa Menur sebanyak 15 unit dan di Desa Waru 6 unit. Sementara rumah yang roboh berada di Desa Waru, yakni milik Ngadimin, warga RT 3 RW 7.

"Korban jiwa nihil. Kerusakan rata-rata pada bagian atap genting yang pecah berjatuhan karena diterbangkan angin kencang," ungkap Danramil Mranggen, Kapten Arm Utomo, Rabu.

Pada saat kejadian, sambung Utomo, awan hitam menutupi langit Desa Menur dan Desa Waru, kemudian datang angin kencang dari arah timur ke barat menuju pemukiman penduduk. Angin kemudian berputar-putar melewati dua desa tersebut dan menyapu rumah warga, kemudian disusul hujan deras.

"Kejadiannya berlangsung cepat, hanya lima menit," kata Utomo.

"Sebanyak 20 pohon mahoni di sepanjang jalan penghubung Desa Menur ke Desa Ngemplak, Kecamatan Mranggen, juga roboh terangkat hingga akar akibat anggin puting beliung," sambungnya.

Setelah puting beliung reda, warga dibantu Koramil Mranggen, Polsek Mranggen dan BPBD Demak, bergotong-royong melakukan perbaikan darurat atap rumah warga yang rusak dan menyingkirkan pohon yang tumbang di jalanan.

"Kerugian materil diperkirakan Rp 50 juta. Sudah 15 tahun lebih, baru kali ini angin puting beliung melanda Desa Waru dan Desa Menur," pungkasnya. (*)

Sumber Berita : http://jogja.tribunnews.com/2015/03/25/puting-beliung-rusak-21-rumah

Tim SAR Temukan Enam Korban Longsor Sukabumi

Tim SAR Temukan Enam Korban Longsor Sukabumi

TRIBUNJOGJA.COM, SUKABUMI - Tim SAR gabungan dari TNI/Polri, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, Basarnas dan relawan hingga saat ini sudah menemukan enam korban yang tertimbun longsor di Kampung Cimerak.

"Sudah enam korban kami temukan, jadi tinggal empat korban lagi yang belum ditemukan," kata Dandim 0607 Sukabumi, Letkol (Arm) Syaripudin di Sukabumi, Minggu (29/3/2015).

Adapun nama-nama korban tanah longsor di Desa Tegalpanjang, Kecamatan Cireunghas, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat yang sudah ditemukan yakni, Aisyah (50), Sopardi (56), Dede (40), Elsa (15), Egi (6) dan Maya (13). Seluruh korban ditemukan tidak jauh dari tempat tinggal mereka dan dalam keadaan meninggal dunia.

Sementara, Kapolres Sukabumi Kota, AKBD Diki Budiman mengatakan pihaknya masih menyelidiki jumlah korban yang tertimbun longsor karena ada informasi ada dua warga yang melintas di lokasi saat bencana terjadi.

Maka dari itu, pihaknya tetap melakukan pencarian, jika benar maka jumlah korban bisa saja bertambah menjadi 12 orang. Selain itu, ada dua korban yang berhasil diselamatkan ke tempat yang lebih aman.

"Jika kondisi cuaca mendukung maka pencarian akan terus dilakukan pada hari ini hingga seluruh korban ditemukan dan kami targetkan operasi SAR ini bisa selesai pada hari ini," tambahnya.

Sementara, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sukabumi, Usman Susilo mengatakan informasi yang masuk kepada pihaknya ada 10 korban yang tertimbun longsor. Namun pihaknya masih melakukan pendataan karena khawatir ada korban lainnya.

"Dari data sementara ada 11 rumah yang rata dengan tanah akibat tertimbun longsor itu, dan puluhan lainnya terancam. Maka dari itu, warga yang rumahnya terancam longsor warganya kami ungsikan ke tempat yang lebih aman," katanya. (*)

Sumber Berita : Tribunnews.com

Dua Tahun Berlalu, Meteor Chelyabinsk Masih Misterius

Dua Tahun Berlalu, Meteor Chelyabinsk Masih Misterius

Peneliti belum menemukan asal usul pasti meteorit tersebut.

Jejak meteor terlihat di atas blok apartemen di Chelyabinsk, Ural, Rusia (REUTERS/OOO Spetszakaz)

VIVA.co.id - Dua tahun lalu, langit di Chelyabinsk mendadak muncul benda yang meluncur menyala dan mengeluarkan asap.

Saat memasuki langit wilayah Rusia tersebut, diiringi dengan ledakan. Belakangan diketahui, benda tersebut adalah meteor yang masuk ke atmosfer bumi.

Meski telah dua tahun berlalu, ilmuwan sampai detik ini belum mampu mengungkap misteri asal usul batu meteor tersebut.

Melansir Space, Selasa, 17 Februari 2015, pada awalnya ilmuwan berpikir meteor Chelyabinsk itu muncul dari asteroid dekat bumi, 1999 NC43, yang berukuran 2 Kilometer. Keyakinan itu dilandasi pengamatan lebih dekat pada 1999 NC43, yang mana orbit dan komposisi mineral asteroid menunjukkan adanya kesamaan dengan meteor Rusia itu.

"Kedua badan itu berbagi orbit yang sama mengelilingi matahari dan studi awal menunjukkan komposisi yang sama," tulis Vishnu Reddy, penulis utama studi dari badan non profit Planetary Science Institute di Tucson, Arizona, AS.

Namun, belakangan temuan menunjukkan hal yang berbeda. Reddy mengatakan temuan teranyar menunjukkan komposisi meteor Chelyabinsk yang ditemukan setelah kejadian, mirip dengan jenis meteor umum yang disebut LL chondrite.

"Asteroid dekat bumi (1999 NC43) memiliki komposisi yang jelas berbeda dengan ini," tambahnya.

Bersama tim penelitinya, Reddy menjelaskan sulit memprediksi asteroid apa yang telah meluncurkan serpihan meteor itu ke bumi.

"Karena kebanyakan asteroid begitu kecil dan orbit mereka 'kacau', ini yang membuat sulit itu dikaitkan," kata penulis dalam studinya.

Sebagaimana diketahui dampak meteor Chelyabinsk pada dua tahun lalu sangat menyedihkan. Meteor berukuran sekitar 20 meter itu telah melukai lebih dari 1200 orang. Dampak ledakan saat meluncur ke daratan Rusia, kaca jendela pemukiman dan industri di Chelyabinsk pecah. Banyak penduduk yang terluka akibat insiden tersebut.

Sumber Berita : Viva.co.id

Gerhana Matahari Langka Pekan Ini Diyakini Sinyal Kiamat

Gerhana Matahari Langka Pekan Ini Diyakini Sinyal Kiamat

"Jadi secara historis, ini adalah hari penghakiman,".

Fenomena Gerhana Matahari Sebagian (GMS) diamati dengan menggunakan teleskop di Taman Pintar, Yogyakarta, Jumat (10/5/2013). (ANTARA/Noveradika)

VIVA.co.id - Gerhana matahari langka yang bakal terjadi Jumat pekan ini disambut sebagai peringatan serius bagi umat manusia. Dikutip dari Daily Mail, Kamis 19 Maret 2015, seorang pendeta di Eropa, Mark Blitz mengklaim gerhana yang puncaknya terjadi pada Jumat, 20 Maret itu menunjukkan simbol khusus karena bertepatan dengan pada upacara maupun kalender keagamaan.

Blitz berlandaskan hal itu pada ketentuan dalam kitab suci. Waktu terjadinya gerhana yang bakal melanda sebagian wilayah Eropa itu bertepatan dengan hari pertama musim semi dan hari pertama kalender Yahudi.

"Peristiwa besar itu adalah bagian paling awal tahun baru agama. Sementara Alkitab memberitahu kepada kita akan ada tanda-tanda di langit pada hari raya. Dan ini adalah tanda yang sangat penting," kata Blitz dalam wawancara WorldNetDaily (WND) yang dikutip Daily Mail.

Dari sisi hari peristiwa, kata dia, gerhana itu bertepatan dengan ritual Nabi Musa menyelenggarakan upacara perkemahan.

"Jadi secara historis, ini adalah hari penghakiman. Peristiwa ini kemungkinan juga pesan dari tuhan ke seluruh dunia," kata dia.

Momentum gerhana matahari langka ini memang unik. Gerhana yang terjadi bertepatan dengan musim semi equinox hanya terjadi dalam 100 ribu tahun. Dengan kekhasan ini, Blitz berpendapat, fenomena alam itu mewakili masalah yang tengah melanda Eropa.

Gerhana matahari sebagian ini juga cukup langka. Peristiwa sejenis terjadi pada 1999.

Gerhana langka ini juga istimewa sebab akan diselimuti supermoon yang berwarna merah atau dikenal bulan merah darah (blood moon).

Ada yang meyakini ramalan bulan darah menjadi penanda dunia akan segera berakhir.

Merujuk pada kalender astronomi, antara rentang Oktober tahun lalu hingga Oktober tahun ini, akan ada gerhana matahari yang diikuti empat penampakan bulan merah darah. Penampakan bulan darah pertama terjadi pada 15 April dan disusul 8 Oktober tahun lalu.

Kemudian setelah gerhana matahari 20 Maret ini, tepatnya 4 April akan ada penampakan bulan darah ketiga. Diperkirakan bulan darah terakhir akan terjadi pada 28 september 2015, setelah sebelumnya terjadi gerhana matahari pada 13 September 2015.

Blitz juga mengatakan terjadinya peristiwa bulan merah darah empat kali berturut-turut, menunjukkan peristiwa besar di masa lalu. Ia menyebutkan pada 1967, empat bulan merah darah bertepatan saat Israel merebut Yerussalem.

Terlepas benar atau tidak peringatan yang disampaikan itu, para ahli di Eropa mengingatkan gerhana matahari dua jam nanti bisa menimbulkan masalah bagi stasiun tenaga surya di seluruh Benua Biru.

Sekitar tiga persen dari total konsumsi energi Eropa berasal dari tenaga surya. Ilmuwan mengatakan gerhana kali ini berisiko menimbulkan pemadaman yang lebih besar dari sebelumnya.

Sumber Berita : viva.co.id

Beberapa Permukiman di Ibukota Kembali Terendam Banjir

Liputan6.com, Jakarta - Meluapnya Sungai Ciliwung mengakibatkan banjir di kawasan RW 3 Kampung Pulo, Kampung Melayu, Jakarta Timur, pagi tadi. Di sejumlah lokasi yang berada di pinggir sungai, ketinggian air bahkan mencapai 3 meter. Meski demikian warga tetap berupaya beraktivitas seperti biasa. Sebagian warga lain tetap bertahan di lantai 2 rumah mereka.

Seperti yang ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Senin (23/3/2015), sejumlah pengendara yang melintas di Jalan Jatinegara Barat harus ekstra sabar. Sebab ratusan kendaraan warga Kampung Pulo yang terkena banjir diparkir di pinggir jalan.

Akibat banyaknya motor yang diparkir di tepi jalan, kemacetan lalu lintas terjadi sejak dari Jalan Otto Iskandar Dinata (Otista). Arus lalu lintas menuju ke arah Jalan Matraman Raya juga sangat terganggu.

Banjir akibat meluapnya Sungai Ciliwung juga kembali merendam ratusan rumah di Kelurahan Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan. Padahal pekan silam kawasan padat penduduk itu sempat digenangi air selama 2 hari. Ketinggian air bahkan mencapai 1,5 meter di sejumlah lokasi.

Tidak hanya rumah warga, sebuah sekolah juga terpaksa menghentikan aktivitas belajar-mengajar karena bangunan sekolah terendam banjir. Karena libur, anak-anak sekolah yang rumahnya kebanjiran mengisi waktu dengan bermain air di jalan raya yang tergenang.

Hujan deras yang turun sejak Minggu malam kemarin hingga dini hari tadi juga masih menyisakan genangan di sejumlah permukiman kawasan Pesing, Jakarta Barat. Selain akibat hujan, luapan Kali Sekretaris juga menjadi pemicu terjadinya banjir di kawasan padat penduduk itu.

Berjalan menembus genangan air menjadi aktivitas utama di Senin pagi tadi termasuk bagi sejumlah pelajar. Warga Pesing khawatir bibit penyakit cepat menyebar karena air banjir di kawasam tersebut sangat kotor dan berwarna kecoklatan.

Banjir di Ibukota juga merendam kawasan padat penduduk di Kampung Gusti, Penjaringan, Jakarta Utara. Genangan air di kawasan ini terjadi akibat luapan dari Kali Angke.

Meski lingkungannya tergenang air, warga tetap berupaya menjalankan aktivitasnya seperti biasa. Untuk menyelamatkan perabot rumah tangga dan barang elektronik, warga meletakkannya di tempat yang aman dari rendaman banjir. (Nfs/Ans)

Sumber Berita : Liputan6.com

Kali Krukut, Sunter, Ciliwung Meluap, Ratusan Rumah Terendam

Kali Krukut, Sunter, Ciliwung Meluap, Ratusan Rumah Terendam

(Liputan 6 TV)

Liputan6.com, Jakarta - Banjir setinggi 1,5 meter merendam ratusan rumah di 2 RW Kelurahan Cipinang Melayu, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur. 400 kepala keluarga kembali dipusingkan akibat banjir yang datang sejak Jumat 20 Maret malam karena meluapnya Kali Sunter.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Sabtu (21/3/2015), sebagian warga memilih tinggal di posko pengungsian Kecamatan Makasar di Masjid Raya, Universitas Borobudur.

Namun bagi anak-anak di RW 3, Cipinang Melayu situasi ini dimanfaatkan untuk bermain.

Luapan Kali Krukut yang melalui wilayah RT 12 RW 01, Kelurahan Pondok Labu juga merendam perumahan warga hingga 1 meter pada Jumat kemarin.

Sejumlah kendaraan roda 2 milik warga yang berada di Jalan Haji Ipin RT 12 RW 01, Kelurahan Pondok Labu, Jakarta Selatan pun dievakuasi di atas jembatan agar tidak terendam banjir. Kini warga mulai membersihkan rumah mereka.

Sedangkan suasana di pemukiman warga di kawasan Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan pada Sabtu pagi tadi hingga kini belum juga surut. Selain rumah warga sebuah gedung sekolah juga ikut terendam.

Kini ketinggian air mencapai 1 meter dan sedikitnya 300 rumah di 4 RT di RW 10 masih terendam banjir.

Banjir yang merendam kawasan pemukiman padat penduduk di Bukit Duri ini terjadi menyusul meluapnya aliran Kali Ciliwung akibat hujan lokal. Bukan banjir kiriman dari Bogor, Jawa Barat. (Mar/Mvi)

Sumber Berita : http://news.liputan6.com/read/2194714/kali-krukut-sunter-ciliwung-meluap-ratusan-rumah-terendam

Banjir Rendam Indramayu Capai Ketinggian hingga 3 Meter

Banjir Rendam Indramayu Capai Ketinggian hingga 3 Meter

Banjir merendam ribuan rumah di Kabupaten Cirebon, Metrotvnews.com/ Sobih Abdul Wahid

Metrotvnews.com, Indramayu: Banjir yang merendam enam kecamatan di Indramayu, Jawa Barat, mencapai ketinggian satu hingga tiga meter, Senin 16 Maret. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Indramayu pun memfokuskan penanganan dengan menyelamatkan warga dari lokasi banjir.

Salah satu wilayah yang terendam banjir yaitu Desa Pilang Sari, Kecamatan Jatibarang. Sebanyak 1.200 warga terkena imbas banjir. Sebagian warga sudah berada di pengungsian. Sebagian lain masih dalam proses evakuasi.

Pemkab menurunkan SAR untuk mengevakuasi warga. SAR mendapat bantuan dari Polres, TNI, dan Tagana. Pemkab pun mendirikan posko darurat di enam titik yang berdekatan dengan lokasi banjir.

Sementara itu, jalur utama Pantura terendam hingga ketinggian 80 Cm sampai dengan 1 Meter. Polisi lalu lintas pun mengarahkan pengendara melintasi jalur alternatif yang bebas banjir.

Arus lalu lintas dari Cirebon menuju Jakarta menggunakan jalur Karangampel hingga Loh Bener. Sementara lalu lintas dari Jakarta menuju Jawa Tengah melintasi jalur Loh Bener-Kota Indramayu-Cirebon.

Banjir terjadi sejak kemarin malam. Banjir merupakan kiriman dari hulu Sungai Cimanuk. Selain Indramayu, sejumlah kabupaten pun banjir seperti Garut, Majalengka, dan Sumedang.

Sumber Berita: http://jabar.metrotvnews.com/read/2015/03/16/371924/banjir-rendam-indramayu-capai-ketinggian-hingga-3-meter

Banjir Bandang Terjang Sumbawa, 1.637 Keluarga Mengungsi

Banjir Bandang Terjang Sumbawa, 1.637 Keluarga Mengungsi

(Liputan 6 TV)

Liputan6.com, Jakarta - Adanya tekanan rendah di sekitar Australia menyebabkan banyak massa udara yang ditarik ke wilayah tersebut. Kondisi ini menyebabkan hujan lebat banyak terjadi di Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara dalam tiga hari terakhir. Banjir dan longsor terjadi di beberapa wilayah.

Dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (21/2/2015), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menyatakan terjadi banjir bandang di 4 desa.

Peristiwa yang terjadi pada 20 Februari 2015 pukul 21.00 Wita itu menimpa Desa Labuan Jambu, Labuan Pidang, Banda, dan Batu Lanteh, Kec Serano, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.

Menurut data Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalpos) BPBD Provinsi NTB, banjir tersebut menyebabkan 1.634 KK mengungsi. Mereka tersebar di Labuan Jambu 500 KK, Desa Labuan Pidang 150 KK, Desa Banda 387 KK, Desa Batu Lanteh 500 KK.

Banjir bandang juga membuat puluhan rumah rusak berat serta menghancurkan infrastruktur. "1 Tiang Listrik roboh, tanggul sungai Labuan Jambu jebol sepanjang 30-40 meter, pompa PDAM rusak, sarana ibadah terendam," kata Ketua Pusdalops BPDB NTB, Agung.

Dia menambahkan, musibah ini juga membuat lokasi bencana menjadi gelap. Sebab, aliran listrik dipadamkan.

"Ratusan hektare sawah terendam, jalan kabupaten dan jalan lingkar rusak berat, banyak gelondongan kayu masuk rumah warga," ujar Agung.

Saat ini, tim SAR dari BPBD Provinsi NTB sudah bergerak. Mereka turun ke lapangan untuk melakukan evakuasi, pendataan korban, dan pembagian logistik kepada para korban banjir bandang. (Ali/Ans)

Sumber Berita : Liputan6.com

Badai Salju di Istanbul Lumpuhkan Penerbangan, Selat Bosphorus Ditutup

Badai Salju di Istanbul Lumpuhkan Penerbangan, Selat Bosphorus Ditutup

Novi Christiastuti Adiputri - detikNews

Reuters

Istanbul - Badai salju melanda Turki memaksa pesawat di bandara utama Istanbul berhenti beroperasi. Bahkan Selat Bosphorus yang menjadi jalur penting bagi penyaluran gandum dan minyak Rusia, juga terpaksa ditutup akibat badai ini.

Seperti dilansir Reuters, Rabu (18/2/2015), badai salju ini melumpuhkan arus lalu lintas di kota yang dihuni 15 juta orang tersebut. Beberapa pengguna kereta bahkan terpaksa berangkat kerja dengan berjalan kaki.

Seluruh penerbangan di Bandara Ataturk dibatalkan akibat badai salju ini. Turkish Airlines, yang merupakan maskapai terbesar keempat di Eropa menyatakan pihaknya membatalkan 200 penerbangan untuk hari Rabu (18/2) dan Kamis (19/2).

Maskapai lainnya, Pegasus juga harus membatalkan beberapa penerbangannya yang banyak melakukan transit di Istanbul.

Selat Bosphorus yang memisahkan Istanbul dalam sisi Asia dan Eropa, terpaksa ditutup untuk kedua jalur sejak Rabu (17/2) pagi waktu setempat.

Sedikitnya ada 13 kapal yang menunggu untuk masuk ke dalam selat tersebut. Agen ekspedisi GAC menyatakan, kapal-kapal tersebut dijadwalkan ulang untuk masuk ke dalam selat pada Kamis (19/2) besok.

Otoritas maritim Turki terkadang harus menutup lalu lintas air di Selat Bosphorus, yang menjadi satu-satunya jalur masuk dan keluar bagi komoditas Rusia, karena kurangnya jarak pandang pada musim dingin.

Sementara itu, kantor Walikota Istanbul menyebutkan, jalanan yang dipenuhi salju memicu banyak kecelakaan lalu lintas. Tercatat sejak Selasa (17/2) malam, lebih dari 800 kecelakaan lalu lintas terjadi di Istanbul.

Sumber Berita: http://news.detik.com/read/2015/02/18/184308/2837151/1148/badai-salju-di-istanbul-lumpuhkan-penerbangan-selat-bosphorus-ditutup

Lahar Dingin Sinabung Merusak Jalan Antardesa di Kabupaten Karo

Lahar Dingin Sinabung Merusak Jalan Antardesa di Kabupaten Karo

(Liputan 6 TV)

Liputan6.com, Karo - Setelah lebih setahun dihujani lahar dingin dan abu vulkanik, kondisi desa-desa di kaki Gunung Sinabung, Tanah Karo, Sumatera Utara luluh lantak.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Malam SCTV, Kamis (19/2/21015), di Desa Suka Ndebi, Kecamatan Naman Teran, hujan abu vulkanik pada Rabu 18 Februari kemarin, kawasan permukiman dan lahan perkebunan diselimuti abu vulkanik. Tak ada warna selain abu-abu di hamparan lahan yang dihuni warga.

Warga memang pasrah, namun tidak menyerah. Mereka membersihkan abu yang menyelimuti rumah, pekarangan dan juga akses jalan desa. Mereka memilih bertahan dan tidak tertarik mengungsi karena tidak ada manfaatnya.

Kondisi jalan juga memprihatinkan setelah diterjang lahar dingin yang membawa material dari kawah gunung. Akses jalan di sekitar kaki Gunung Sinabung pun sudah rusak berat. Akses jalan di Kecamatan Payung dan Tiganderket sudah sulit dilewati mobil karena dipenuhi batu-batu besar.

Begitu juga dengan saluran irigasi, sudah hancur dan kering-kerontang. Warga berharap pemerintah segera turun tangan agar warga di kaki Gunung Sinabung kembali beraktivitas. (Dan/Ado)

Sumber Berita: http://news.liputan6.com/read/2178415/lahar-dingin-sinabung-merusak-jalan-antardesa-di-kabupaten-karo

Picu Banjir, Pemkot Depok Harus Stop Izin Apartemen

Picu Banjir, Pemkot Depok Harus Stop Izin Apartemen

Apartemen dibangun di bantaran Sungai Ciliwung

Banjir di Jalan Margonda dampak pembangunan apartemen, Jumat 13 Februari 2015 (Zahrul Darmawan (Depok))

VIVA.co.id - DPRD Kota Depok mendesak Pemerintah Kota Depok untuk segera menghentikan pemberian izin pendirian apartemen yang dapat memicu bencana banjir.

"Kami minta izin pembangunan apartemen distop. Pemkot Depok harus menghentikannya agar dampak yang merugikan tidak terjadi lebih jauh. Selain itu supaya pemerintah menyiapkan sarana dan infrastruktur yang memadai dahulu," kata anggota komisi C DPRD Depok Babai pada VIVA.co.id, Jumat 13 Februari 2015.

Menurut Babai, dalam beberapa tahun ini, pambangunan apartemen semakin menjamur di Kota Depok. Pembangunan apartemen itu telah memperburuk wajah kota belimbing itu.

Tercatat, khusus di wilayah Jalan Raya Margonda sudah terbangun 10 tower apartemen dan kini ada pula yang sedang dalam tahap pengerjaan di Jalan Juanda, jalan yang lebarnya tak lebih dari lima meter dan berada tidak jauh dari bibir Kali Ciliwung.

Hal serupa juga terjadi di kawasan Cinere, pembangunan apartemen di Cinere mengancam wilayah resapan air.

"Semrawut dan kita khawatir nantinya akan memicu banjir karena dibangun di bantaran sungai," ujar Babai.

Babai menuturkan keberadaan 10 tower di Jalan Margonda akan membebani ruas Jalan Margonda yang kian hari semakin macet.

Sebab, kawasan itu merupakan pusat niaga dan jasa dimana segala bentuk aktivitas menumpuk di sana.

"Selain itu Pemkot Depok yakni Dinas Pemadam Kebakaran tidak memiliki alat pemadam kebakaran untuk gedung tinggi. Ini sangat riskan dan berbahaya jika nantinya ada kebakaran di sana. Padahal hal seperti ini harus diantisipasi sedini mungkin," ungkap Ketua Fraksi Golkar ini dengan tegas.

Babai juga mengatakan, pembangunan apartemen di Jalan Margonda dan Jalan Cinere memang tidak menyalahi Perda Rencana Tata Ruang dan Tata Wilayah (RTRW) Kota Depok yang sudah ada dan disahkan. Namun hal bukan berarti izin pembangunan bisa diberikan seenaknya tanpa melihat dampaknya pada masyarakat banyak.

"Memang tidak menyalahi aturan dan diperbolehkan. Namun diperbolehkan bukan berarti boleh begitu saja. Pemkot Depok harus mengkaji sektor lain yang terdampak atas hal itu. Bayangkan saja, jika satu tower dihuni sekitar 100 orang saja, maka akan ada sekitar 50 mobil di dalamnya. Nah kebayang enggak macetnya Margonda seperti apa? Sekarang saja sudah semrawut, belum lagi masalah drainase yang menyebabkan banjir," ujarnya.

Ke depan, Babai juga berharap Pemkot Depok melakukan kajian mendalam sebelum memberikan dan mengeluarkan izin pembangunan apartemen.

Sebab dikhawatirkan tanpa adanya kajian dan riset yang mendalam, pembangunan apartemen akan berdampak buruk dan banyak menerima penolakan dari masyarakat.

"Selain macet, dan tidak diimbangi dengan infrastruktur yang memadai.Kekhawatiran terburuk ialah pengelola apartemen menggunakan air tanah. Seperti yang terjadi di apartemen Margonda Residence. Tentu ini akan sangat berdampak pada warga sekitar. Belum lagi hilangnya daerah resapan air atau lahan terbuka hijau. Ingat, Depok sangat membutuhkan itu untuk menghindari banjir," jelasnya.

Sumber Berita: http://metro.news.viva.co.id/news/read/589464-picu-banjir--pemkot-depok-harus-stop-izin-apartemen

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. kumpulan berita bencana geologi dan fenomena alam - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger